Dia selalu ada di ujung perjalanan
Dia ada setelah lelahmu merambah
Agar tubuh kaurebah tak melulu diperah
Tibanya senja selalu dengan aba-aba
Seperti burung yang beterbangan pulang ke sarang
Atau ayam tak mau lagi berkeliaran
Atau hewan melata keluar mencari makan
Mereka tak perlu melihat jarum jam
Apalagi belajar perhitungan bintang-bintang
Namun mereka lebih dari tahu
Bahwa sesaat lagi temaram senja kan dilukis alam
Di tempat mentari tenggelam
Lalu bumi gelap ditelan malam
Manusia adalah kawan senja
Selalu ditunggunya kapan senja tiba
Ingin disaksikan indahnya pentas di cakrawala
Tatkala senja menelan mentari
Dan menggambar langit dengan lukisan jingga
Pada manusia, senja selalu membisikkan
Bersiap-siaplah, kawan
Suatu hari nanti
Kamupun akan sampai pada senja
Hanya, kau abai pada isyarat dan sgala tanda
Yang telah dilukis dalam tubuhmu
Di kepalamu yang mulai abu
Di sendi-sendi tulangmu yang tiba-tiba ngilu
Di cairan darahmu yang dicemari benda-benda baru, yang dulu namanya pun kau tak tahu
Mereka adalah aku, senja dalam dirimu
Namun tak seperti aku yang selalu kau tunggu
Mereka datang tak perlu kau undang
Namun mereka sama sepertiku
Diutus tuk mengabarimu
Tentang senja yang pasti tiba
Dengan aba-aba
Setelah itu membawamu ke peraduan yang slalu kau takutkan
Lalu mengantar ke istana abadimu
Yang pondasinya dari iman yang kautanam
Dindingnya dari perbuatan yang kau lakukan
Atapnya dari kata yang kau ucapkan
Jakarta, 28 Juli 2019