Ternyata bukan hanya film atau sinetron saja yang perlu skenario. Hidup kita pun perlu ada “oret-oretannya”. Semua itu tidak lain dilakukan agar perjalanan hidup kita tidak sekedar “mengalir” begitu saja tanpa tujuan dan persiapan. Anjuran menulis skenario kehidupan (Life script) ini saya dapatkan sewaktu saya masih bekerja di salah satu perusahaan manufaktur coklat di Bandung, dalam sebuah sesi coaching oleh seorang konsultan Leadership.