Senyumnya tampak bahagia sekali. Bagaimana tidak, dua hari lagi adalah hari pernikahannya, saatnya dia menempuh hidup baru. Menghapus masa lalunya yang terlalu penuh dengan drama. Sesuai janji, pagi itu aku datang untuk menjenguk sekaligus menginap di rumahnya sampai hari H datang. Seakan aku bukan orang yang pernah menjadi masa lalunya sejak dia SMA. Hingga dua tahun yang lalu karena paksaan orang tuaku agar aku menikahi gadis pilihan mereka. Mereka melarang aku menikahi Dian, sepupuku sendiri.
KEMBALI KE ARTIKEL