Yang duduk di hadapanku adalah seorang lelaki paruh baya, berambut tipis karena dua hari yang lalu dia telah memotongnya, kacamata tebal yang kadang melorot hingga bisa kulihat bekas garis di pangkal hidungnya. Sibuk sekali menghadap ke komputer, terus mengetik seakan dia sedang menulis surat kabar hari ini. Sesekali dia menyesap kopi hitamnya, meskipun tanpa rokok.
KEMBALI KE ARTIKEL