Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Post Scriptum Ibu Pertiwi

5 Juli 2014   06:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:25 16 0
sebilah angin menampar wilayah dalamku
adalah wajahmu yang terbit menghantar
sisa fajar menitiskan matahari

di tebing mana aku mesti berpijak
menangkal turunnya senja
agar tersedia waktu bagi pelayaran
menahan laju kesangsian
agar tercipta ruang yang memadat
titian bagi cinta melata ke kenyataan

(padahal belum kubasuh tangan yang memenggal
almanak kala kelembutan jamahan hatimu
membelai wilayah rahasiaku)

o, anak matahari kiriman langit
putri sulung sang kesucian
geliat samudera remajamu
(pada gelombang dadamu yang subur)
hamparan langit kemudaanmu
(pada bau napasmu yang jujur)
membalur bumi ketakberdayaanku
mengguratkan tanda tangan
di selembar surat cinta

Makassar, 6.06.94

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun