Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Menikah pada Usia 41

2 Juni 2020   00:06 Diperbarui: 2 Juni 2020   00:04 42 2
Saya tidak pernah berpikir untuk menikah di usia 41. Dan, saya tidak pernah bercita cita untuk menikah di usia 41. Kalaupun akhirnya saya menikah di usia 41 itu karena anugerah. Itu adalah bagian dari rencana Tuhan yang besar buat hidup saya.

Mungkin teman teman yang masih single sering mengalami ditanya tanya kapan kawin, atau diledekin karena belom kawin, atau akhirnya dipaksa paksa kawin karena sudah umur. Buat saya sih itu nyebelin banget. Mau marah takut dosa. Jadi ya sudahlah. Pasrah.

Sampai sampai suatu saat saya sudah siapkan jawaban jika ada yang tanya kapan kawin. Biasanya jawaban yang saya siapkan adalah, "Doain aja ya." atau "Cariin dong."
Kadang, orang orang yang tanya ini harusnya mikir, "Memangnya gampang cari suami apa?"
Akhirnya, karena malas ditanya tanya terus.Akhirnya, tindakan yang  sering kita lakukan adalah menghindari acara acara keluarga, sering menyendiri, dan akhirnya menutup diri. Jadi tambah susah deh ketemu  orang yang tepat. Ini berdasarkan pengalaman pribadi.

Itu baru kalo ditanya kapan kawin. Nah, kali dikomentarin negatif seperti, "Kamu sih pilih pilih."  Lah, bukannya harus pilih ya? Inikan untuk seumur hidup. Saya jadi bingung.

Teman teman, saya pernah ada di situasi itu. Situasi yang sangat tidak enak. Ketika masyarakat mengagung agungkan pernikahan, bahkan bila sudah menikah dianggap sudah dewasa dan mandiri. Padahal sejak kerja juga sudah tinggal sendiri, tanggung Jawab semua sendiri. Tapi, selama belom menikah ya belom mandiri. Padahal banyak orang yang sudah menikah dan masih bergantung sama orang tuanya, bahkan masih tinggal sama orang tuanya. Dan, mereka disebut dewasa dan mandiri. Tragiskan.

Ketika umur saya sudah lewat 35 tahun, saya sudah tidak pernah pasang target lagi kapan akan menikah. Saya mulai menikmati hidup sendiri tanpa dibayangi pernikahan. Mulai sibuk kerja dan jalan jalan sama teman teman. Saya sibuk merencanakan liburan liburan yang seru di dalam dan luar negri.  

Sampai suatu ketika, saya ikut online dating atas saran kakak saya. Sebenarnya ikut seperti ini saya paling anti. Logikanya adalah di dunia nyata aja susah dapetnya, apalagi di dunia maya?

Saya juga banyak dengar cerita negatif teman teman yang ikut online dating pasti bertemu banyak orang bermasalah. Namun,  saya juga banyak dengar cerita sukses orang orang yang berkeluarga melalui online dating.
Akhirnya saya mengikuti saran kakak saya dan ikut online dating.

Singkat cerita dia menyapa saya pertama kali, kemudian komunikasi berlanjut, dia datang ke Jakarta 3 kali dan akhirnya  melamar saya. Semua berjalan lancar. Semua keluarga juga setuju.

Karena dia orang Amerika ada banyak dokumen yang harus disiapkan. Akhirnya semua bisa diselesaikan dengan lancar dan kami menikah di Amerika. Ya, di usia 41 saya menikah. Usia yang tidak muda lagi.

Teman teman, saya belajar banyak dari pengalaman saya kalau setiap orang berbeda beda waktunya. Ada yang menikah muda karena sudah ketemu orang yang tepat. Ada yang menikah lama karena mengejar karir. Dan, setiap orang juga  berbeda beda panggilannya, ada yang mau menikah ada yang mau sendiri. Saya punya teman yang mau fokus sama pekerjaan dan sudah memutuskan untuk tidak menikah. Itu pilihan.

Buat teman teman yang masih merindukan untuk berkeluarga, Pesan saya adalah tetap positif, produktif, dan terbuka untuk semua kemungkinan. Kadang sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan akan datang. Yakinlah, diwaktu yang tepat tulang rusukmu akan datang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun