Berbicara tentang pengaruh media sosial terhadap persepsi diri dan pembentukan identitas adalah topik yang rumit dan dapat memiliki banyak hasil tergantung pada situasi dan individu yang terlibat. Di sisi lain, efek positif berdampak pada penguatan identitas dan pemberdayaan seseorang. Media sosial dapat memperkuat identitas seseorang dengan memberikan platform untuk menyuarakan minat, nilai, dan kepercayaan mereka, serta memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman, prestasi, dan aspirasi. Selain itu, media sosial dapat meningkatkan rasa kemandirian dan kepercayaan diri. Media sosial tidak hanya memiliki efek positif, tetapi juga memiliki efek negatif pada pembentukan persepsi dan identitas individu. Adanya citra tubuh dan rasa hormat diri salah satunya karena media sosial sering menampilkan standar kecantikan dan gaya hidup tertentu, yang dapat memengaruhi persepsi diri dan tekanan terhadap penampilan fisik , terutama bagi remaja.Selain itu, perasaan tidak mampu atau cemburu dapat muncul karena pengguna media sosial cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain karena adanya perbandingan sosial. Bagi remaja, media sosial telah berubah dari tempat pribadi menjadi tempat publik. Perubahan budaya terjadi pada anak-anak muda. Remaja menggunakan akun media sosial untuk membagikan kegiatan-kegiatan yang tidak bersifat pribadi dan pribadi untuk membangun identitas diri mereka (Zakirah, 2020). Saat ini, masyarakat menggunakan media sosial. Saat ini, Instagram adalah platform media sosial yang sangat populer di kalangan masyarakat, dan kebanyakan orang menggunakannya untuk mengunggah dan berbagi foto dengan orang lain.Menurut data yang dikumpulkan oleh Cuponation hingga April 2019, jumlah pengguna media sosial Instagram di Indonesia mencapai 56 juta orang, atau 20,97 persen dari total populasi. Dengan 110 juta pengguna, AS berada di peringkat keempat terbesar di dunia, dengan Amerika Serikat memiliki 110 juta pengguna, diikuti oleh Brasil dengan 66 juta pengguna, dan India dengan 64 juta pengguna. Mayoritas pengguna Instagram di Indonesia berusia 18 hingga 24 tahun. Sebagian besar orang, terutama remaja, tidak segan-segan mengunggah foto pribadi, video pendek, aktivitas, dan keluh kesah mereka di akun media sosial Instagram mereka untuk dipromosikan kepada masyarakat luas melalui akun media sosial mereka.Identitas adalah komponen penting dari konsep diri; Itu tidak hanya sekadar menggambarkan tentang diri Anda sendiri, tetapi juga penilaian tentang diri Anda sendiri, yang mencakup semua pikiran dan perasaan orang yang melihat diri mereka sendiri sebagai entitas. Identitas kita adalah bagian dari diri kita yang disebut identitas kita oleh orang lain. Cara penting untuk mempelajari identitas adalah berinteraksi dengan orang sebaya (Rakanda et al., 2020). Pengguna media sosial sangat bergantung pada cara mereka menggunakannya, karena media sosial berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Secara tidak langsung, penggunaan internet yang berlebihan menyebabkan peningkatan komunikasi.Mereka yang berkeyakinan tinggi berani berbicara secara langsung , sementara mereka yang berkeyakinan rendah cenderung takut atau tidak dapat berbicara secara langsung untuk waktu yang lama . Harga diri relatif tinggi saat kanak-kanak, turun saat remaja, dan naik secara bertahap saat dewasa (Annisa et al., 2020). Media sosial juga menyebabkan perubahan identitas: orang membuat identitas digital, yang mungkin berbeda dari identitas offline mereka. Media sosial juga dapat berdampak pada risiko identitas ganda, karena beberapa orang mungkin kesulitan membedakan antara identitas digital mereka dan identitas luring mereka. Bagaimana media sosial memengaruhi persepsi diri dan identitas seseorang adalah topik yang kompleks dan terus berkembang.
KEMBALI KE ARTIKEL