Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sajak Tak Sejuk

22 November 2012   13:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:50 90 0
kulipat galau mu

kulibas payah ku

diantara cemas yang agung

masihkah tembok bisu itu merindu

dipuja

Keras hati mengalir ke jari

Mencari paku tuk ditancapkan

diujung karet bulat

hingga  kempes

melempem roda hatimu

Ingatkah sewaktu dulu kita diciptakan bersama

kau menendangku hingga  turun ditanah ini

aku menangis kau tertawa

hingga kita bertemu lagi di tanah ini

tanpa janji

kau menangis dan aku tertawa

Konon, Dulu kita  satu jiwa

Karena terlalu rapuh,  Tuhan membelahnya jadi dua

Aku ditatar alam

Dibelai Hujan

Dihujat Panas

Ditantang keraguan

Kau duduk manis diberanda

Disapa hangat kaum kerabat

Nyenyak  tidur dalam selimut rindu

Jauh dilempengan waktu

Sial... Kita masih tetep sama

Bagai kembar beda rupa

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun