"Bila kau tidak lahir sebagai bangsawan atau hartawan, asahlah pedangmu agar kau menjadi salah satu dari keduanya" kalimat tersebut adalah sebuah nasihat yang pernah eksis pada masa-masa perang dunia pertama dimana keadaan saat itu mendefenisikan kehidupan manusia dalam kalimat berjuang hidup dan atau bertahan hidup, membunuh atau dibunuh. Pada masa kini, kalimat ini masih berlaku hanya saja berkamuflase menjadi Â
"Bila kau terlahir tidak sebagai pewaris, ambillah pena dan buku agar kau menjadi perintis". Ya, demikianlah hidup dan zaman bergejolak merubah segala sesuatu sesuai dengan waktu sehingga pemikiran, prinsip dan gaya hidup manusia akan terus bergerak menuju perubahan-perubahan itu. Segala sesuatu dibawah kolong langit diatas bumi ini tidak ada yang kekal, semuanya berubah pada waktunya, dan hanya perubahan itulah yang  abadi. Dari kutipan kalimat dalam tanda kutip di atas sebagai petuah dengan jelas menerangkan bahwa masa kini adalah zaman dimana pendidikan yang pada masa lampau dianggap sebagai kebutuhan tersier tetapi kini disadari layaknya kunci utama untuk menjadi manusia yang ada, nyata, bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, lingkungan, dan bahkan untuk peradaban dunia. Pendidikan kini berada pada level sebagai kebutuhan primer bagi kemajuan suatu bangsa dalam segala sektor yang mendukung keberadaannya.
KEMBALI KE ARTIKEL