Contoh kekerasan yang dipaparkan di dalam berita yang beredar bisa kita sebut sebagai kekerasan saat kegiatan belajar mengajar. Adapun tingkatan kekerasan pada contoh kasus diatas yaitu Tingkat kekerasan ketiga yang dimana korban mendapatkan penganiayaan dari pelaku (guru). Namun, untuk kasus ini ternyata dari pengakuan pihak korban sepakat untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan.
Dilihat dari contoh kasus diatas, korban berjenis kelamin laki-laki. Yang dimana, alasan dari kasus ini dapat diketahui oleh khalayak umum dikarenakan karena video rekaman tersebut viral. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa laki-laki cenderung enggan untuk bercerita. Sesuai dengan teori Back & Lips (1998) menemukan bahwa laki-laki dibandingkan dengan perempuan, cenderung memberi tanggung jawab yang lebih besar pada korban dalam kasus-kasus kekerasan. Perilaku 'mengadu' atau melapor pada orang yang lebih dewasa mengenai apa yang terjadi pada mereka juga sering dianggap sebagai bentuk perilaku 'tidak jangan' dan tidak pantas untuk dilakukan. Oleh sebab itu, perilaku diam atau tidak melapor dianggap lebih baik. Dengan demikian, perbedaan gender perlu mendapat perhatian dalam menginterprestasi hasil-hasil penelitian survei. Â Jadi, dapat kita simpulkan bahwa banyak sekali faktor yang dapat menimbulkan kekerasan di dalam satuan pendidikan dan tidak dapat kita pungkiri bahwa kekerasan tersebut dapat berasal dari pendidik. Ini merupakan sebuah tantangan besar untuk kita semua terutama para pendidik untuk memerangi kekerasan di dalam pendidikan.