Pandangan mataku lekat tak lepas selepas tinggal dari rumah bambu dekat pohon cipluan. Menatap bangunan putih penuh dengan rak-rak berdiri mau pun bersandingan langsung dengan tembok. melintas horizontal dan bernada silang lurus, sinar mata ini membawa alam bawah sadarku untuk menggambarkan alunan melodi cinta yang pernah tercatat rapi di sini (sambil menunjuk ke arah ulu hati). ketidaksimetrisan sudut bangunan membuatnya terkesan goyah namun tak kan roboh. Lama aku rasa pandangan mengarah ke sana. Tergambar jelas wanita baju abu-abu berkerudung hitam menoleh manis pada laki-laki berbadan tegap disampingnya. "Mas, bawa KTM ? pake punyamu aja ya" bisik wanita itu Anggukan jelas menyambutnya. Uluran tangannya masih dapat terlihat meski samar. Kenakalan sedikit mewarnai penyerahan KTM itu. Telapak Kekarnya mengacak lembut kepala wanita yg masih saja dengan manis memandangnya lekat-lekat. "Besok yg balikin km sendiri ya,, aku titip km saja" "nggak mau, pinjem bareng-bareng, balikin bareng juga" Penolakan lelaki itu membuatnya merasa bahagia. meski cemberut dipasang di raut mukanya, rona bahagia tak pandai dia tutupi. "He!! jadi pulang?" Ah.. tersadar aku dari lamunan. Langkahku meninggalkan tempat itu, meski sesekali aku menoleh lagi untuk menatap setiap sudut dari bangunan itu. Bangunan yg membuatku ingat, pernah ada cinta disaksikan olehnya. Cinta yg tak pernah sempat terucap dan acap kali tercipta.
KEMBALI KE ARTIKEL