Orang bijak (setidaknya sampai saat ini saya masih menganggap kata-kata ini bijak-red) bahwa sesuatu yang kita inginkan belum tentu menjadi sesuatu yang kita butuhkan. Oke, saya memang setuju dengan ha ini, tapi kok rasanya masih ada saja yang mengganjal ya? Manakala kamu berusaha untuk selalu yakin pada kata-kata bijak tersebut semakin besar pula pertentangan yang timbul dari dalam hati, ya saya rasakan itu. Ketika kamu memegang kata-kata itu kok sepertinya hidup kamu pasrah saja? Tidak ada perlawanan, move on, atau gejolak yang selayaknya dilakukan manusia untuk mencapai mimpi-mimpinya? Seperti seseorang dilarang bermimpi saja..
hmm, bukan bermaksud menyudutkan. Ini pengalaman, dan bukankah pengalaman itu guru yang terbaik?
No offense,
Ini mungkin bisa dianalogika seperti orang yang meminum obat. Obat yang kita ketahui memiliki kemampuan untuk memberikan efek dengan segera atau lama. Mungkin sesuatu yang saya sebut pengalaman ini memang belum diketahui akhirnya layaknya seseorang yang telah meminum obat dan belum merasakan khasiatnya
(-semoga..-)
Karena saya percaya, bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya..