Ketua Umum Madapala UAD, Cahyono mengatakan, sebelum pandemi pihaknya telah menyusun agenda kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan. Berhubung pandemi covid-19 banyak agenda Madapala yang tidak bisa dilaksanakan karena adanya pembatasan kegiatan dari kampus maupun pemerintah.
"Setelah adanya New Normal, Madapala baru bisa melaksanakan beberapa kegiatan  sesuai protokol kesehatan," jelas Cahyono.
Sebelum pendakian peserta mempersiapkan diri dari pra, hari-H dan pasca, pada kegiatan itu peserta merangkap menjadi panitia. "Tujuannya untuk bisa mengelola kegiatan tersebut," tuturnya.
Saat pra pendakian, kata Cahyono peserta menyiapkan segala kebutuhan pendakian seperti administrasi, materi, termasuk kebutuh pokok (logistik) yang akan dibawah.
"Melakukan refresh materi ruangan sebelum nanti akhirnya di praktekkan di lapangan," tandasnya.
Ia juga menambahkan, agenda kegiatan dilaksanakan di lapangan karena pada dasarnya basic pecinta alam sendiri ialah kegiatan lapangan.
Pendakian wajib anggota muda ini dilaksanakan di dua tempat. yakni di gunung Sumbing dan Sindoro. Keberangkatan dimulai dari basecamp Madapala di kampus satu menuju basecamp gunung Sumbing.
Sehari sebelum pendakian yakni pada tanggal 7 Maret, terlebih dahulu peserta melakukan pendataan Sosial Ekonomi Budaya (SOSEKBUD).
"Selesai melakukan pendataan SOSEKBUD, barulah pada tanggal 8 Maret peserta melaksanakan pendakian sampai pada tanggal 10 Maret," ucap Cahyono.
Mahasiswa jurusan Ilmu Hukum  menuturkan, selama pendakian peserta mempelajari materi lapangan, mempelajari ilmu medan, peta kompas atau navigasi darat, juga mempelajari manajemen perjalanan dan survival. Selesai pendakian di gunung Sumbing, Rabu (10/3) peserta melanjutkan perjalanan menuju basecamp gunung Sindoro.