"Mil, aku mau pamit. Mulai minggu depan, aku udah nggak di UGM lagi. Aku keterima di kedinasan tahun ini." Pesan singkat dari Helza muncul di layar ponselku, dan untuk beberapa detik, aku terdiam. Sejumlah emosi bercampur dalam benakku. Perasaan bangga dan senang atas pencapaiannya begitu besar, namun di saat yang sama, ada perasaan hampa yang sulit kutepis. Helza, sahabat terbaikku sejak masa SMA, kini akan melangkah ke fase baru dalam hidupnya, fase yang akan menjauhkan kami secara fisik. Ia akan meninggalkan Jogja, meninggalkan kampus, dan meninggalkan momen-momen sederhana yang biasa kami habiskan bersama. Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya aku mengetik balasan dengan pelan, "Kapan kita bisa ketemu sebelum kamu berangkat?"
KEMBALI KE ARTIKEL