Lalu produk kedua yang aku ingin kembangkan ialah lengkeng putih. Putih? Iya putih.. Lengkeng dengan kulit luar berwarna putih dan manis tersebut merupakan satu-satunya di dunia karena varietas yang baru ditemukan oleh Haji Eng. Setelah diskusi beberapa menit dengan Pak Bon alias Bapak Kebon yang bernama asli Pak Muntoro itu aku mendapatkan kontaknya jika ingin konsultasi lebih lanjut. Usai itu, aku juga ingin meminta beberapa materi tadi dari mahasiswa lain se-almamater ku karena ia meminta lebih dulu kepada operator dan aku juga kebetulan tidak membawa flashdisk.
Lanjut cerita, aku berpapasan dengan Pak Mun di depan pintu keluar, sebutan akrabnya, dan menanyakan apakah hari itu beliau ada waktu. Aku masih bingung dalam pembuatan proposal yang akan diajukan. Nah.. Disini aku berbicara dan menambah banyak ilmu & wawasan dari beliau selama dua jam.
Ia, setahuku, memang salah satu dosen di fakultas-ku namun bukan di sama jurusan. Ia dosen pintar dan baik hati di Agribisnis. Itu ku tahu dari teman kos dan teman yang lain. Beliau terkenal sangat ramah dan tidak membuat rentang antara dosen dan mahasiswa seperti yang kebanyakan dosen lainnya lakukan. Pak Mun ternyata dahulu adalah seorang salesman yang tidak sedikit orang menganggapnya remeh. Namun lambat laun dan dengan jurus jitunya ia dapat naik jabatan menjadi Manager Salesman.
Benar-benar tak ku sangka. Ia merintis berbagai usaha mulai dari nol. Bukan dengan modal besar. Beliau memiliki rumah makan, direktur kebun, mulai dari lada, lengkeng, dll. Ia juga dikenal oleh banyak pedagang buah di sekitar Kota Pangkalpinang karena lumayang sering memesan buah dan terkenal jujur.
"Cari dan tanyakan saja pada pedagang besar buah-buahan di pasar Induk, jangan bilang kalau kalian mahasiswa Muntoro. Apakah saya ornag jujur atau tidak?" Tuturnya.
Tanpa ke pasar pun aku tahu sejatinya Pak Mun memang orang yang jujur. Bukankah orang yang jujur dapat dilihat dari cara bicara dan tatapan matanya?
Maka kesimpulannya adalah aku sangat bersyukur dapat bertemu langsung dan bertatap muka dengan Pak Mun yang selama ini aku dengar saja di telinga tentangnya. Dalam pelatihan tersebut aku banyak tahu tentang beliau dan impiannya mendirikan kebun wisata di kampus Universitas Bangka Belitung seperti tempat agrowisata lainnya. Aku ingin sekali mengikuti jejak beliau yang dulunya anak tak punya ketika kuliah. Sama denganku saat ini. Sebenarnya masih banyak makna pembelajaran yang aku dapat tetapi tak mampu jari-jemariku menari lama diatas keyboard ini.