Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Ia Malaikatku, Ibu, Keluargaku, Masa Depanku :)

10 Januari 2012   18:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:04 54 0
Lonceng sekolah terdengar nyaring memecah keheningan dalam kelas yang begitu tentram, aku pun mulai melepas bolpoint yang sedang asik bergoyang diatas kertas putih dan mulai memasukan satu perasatu buku kedalam ransel berwarna ungu cerah. hari, tanggal, jam dan semua perlengkapan telah kucatat demi mengejar cita-cita. ingin rasanya segera melihat semua hal baru di negri luar yang sebelumnya belum pernah kujumpai . aku merasa kesuksesan kini ada selangkah lagi dihadapan ku.
“oke semuanya.. selamat atas keberhasilan kalian! saya sangat bangga atas apa yang kalian capai . kesempatan tak akan datang untuk yang kedua kalinya, maka jangan kalian sia-sia kan kesempatan emas ini! ini adalah salah satu hasil jerih payah kalian. kalian memang pantas mendapatkannya!” tutur salah seorang guru fisika di SMA ku yg sebelum nya menerangkan hal yg harus dipersiapkan sebelum berangkat ke Negara sebrang .
Siang begitu terik membakar tubuh, membuat hati terasa pilu . perlahan kaki ku langkahkan menuju arah yang kulewati setiap harinya. Tawa, canda, terdengar menarik ditelinga, tapi aku masih terus berjalan acuh bagaikan daun yang tertiup angin, mengingat bahwa aku akan meningkalkan semuanya dengan jangka waktu yang panjang demi meraih cita-cita ku . aku akan sangat merindukan semuanya . rasa rindu diiringi rasa cemas pada ibu dan ayahku seketika muncul, membuatku ingin sekali segera berada dirumah, memeluk erat ke dua orang tuaku yang selama ini menjadi pacuan hidupku hingga kini aku bisa membuatnya bahagia.
“Selamat kawan, kau memang pantas mendapatkan beasiswa itu . aku bangga padamu. Aku akan selalu mendoakan mu! good luck!” tegur seorang siswi kelas ku menyatakan rasa bangganya kepadaku sambil terus menepuk punggungku yang memberikan setetes semangat namun tak mampu membuat gelisah hilang dalam benakku.
“terimakasih..” jawabku singkat sambil melempar senyum kepadanya . kulanjutkan perjalanan ku yang sempat terhenti oleh pujian-pujian manis dari orang lain yang seringkali berpapasan denganku.
Hari ini adalah hari yang sangat berarti, bahkan hari yang kuimpikan, namun entah mengapa jiwa ini seakan meronta karna kepedihan yang entah sebabnya. Perasaan pilu terasa menyayat dinding hati .
Ku hentikan langkah ku dan perlahan kubuka gerbang sebuah rumah sederhana yang berdiri kokoh dan tertata rapi . aku melangkah dengan keganjilan yang kulihat pada rumah ku, karna kerumunan orang yang membanjiri setiap sudut ruangan .
“Ada apa? apa yang terjadi? ayaaah.. ibuu.. aku pulang..!” teriakku berharap ibu dan ayah ku segera menyahut dan meredakan keganjilan yang sedang kulihat. Namun tak satu pun orang menjawab nya . hingga seorang lelaki tua menghamipiriku, ia lah pamanku .
“selamat nak ! kau memang putri yang sangat membanggakan .semua orang iri pada keberhasilan mu. kau memang pantas mendapatkan semua hasil jeripayah mu . lagi-lagi kau berhasil membahagiakan orang terdekatmu .paman bangga padamu.. begitupun keduan orang tuamu.. panjang sabar mereka tak sia-sia nak, namun sampai sinilah perjuangan mereka, mereka sangat bangga padamu meski belum tercapi sepenuhnya cita-citamu.. paman yakin mereka telah mempercayaimu bahwa kau bisa menjadi apa yang kau inginkan . berterima kasihlah pada Tuhan nak ! malaikat mu telah berhasil menjagamu dengan segenap kasih sayang mereka, bahkan mereka pertaruh kan nyawa mereka demi mencapai kebahagiaanmu.. berterimakasihlah !” tutur lelaki tua itu dengan resa haru lalu aku memeluk nya erat . aku hanya bisa meneteskan airmata, merasakan perih yang teramat menusuk . aku tak tau apa yang barusan terjadi, apa yang terjadi hingga ibu dan ayah ku pergi meninggalkanku. Beberapa orangpun turut berdukacita . berdatangan silir berganti dengan isak tangis penuh haru.
“sudah bisa dikuburkan pak ?” ucap seorang warga pada paman ku, lalu pergi meninggalkan kami karna tanpa menjawab, paman ku segera pergi meninggalkan ku . aku pun mengusap airmataku dan mengikuti arah paman ku melangkah dan kemudian berhenti seketika.
“ayah..ibu.. apa yang terjadi ?” isak tangis semakin membanjiri ruangan tersebut . “aku membawa kebahagiaan bu.. aku membawa sejuta harapan kalian. ini adalah awal dari kebahagiaan itu. Jangan tinggalkan aku sendiri ! tersenyumlah padaku ! aku hanya ingin kan senyuman kalian dari sejuta kebahagiaan kita ! aku bukan apa-apa tanpa kalian. tolong jangan tinggalkan aku !” aku terus menangis terisak memeluk erat tubuh ayah dan ibuku . namun jasad tiggalah nama, mereka telah terbujur kaku, membisu dengan ketentraman yang tercermin diwajahnya .
“aku ikut merasakan kepedihanmu saudaraku..” ucap salah seorang sepupuku, mengusap punggungku namun aku tak menghiraukan . aku merasa tubuh ini telah mati karna kepedihan yg mendalam . aku tak dapat menghentikan derasnya airmataku, aku mulai memejamkan kedua mataku, menundukkan kepalaku dan membiarkan tubuhku terbaring lemah diantara jasad itu, suara tangisan terus terngiang ditelingaku, dan seketika aku merasa tubuhku tak berdaya..
Namun begitu lembutnya dan hangatnya sebuah usapan meluncur mengusap airmataku, mengelus keningku, dan menyibak rambutku . perlahan.. kubuka jendela mataku yang terlihat payah karna terlalu banyak tetesan airmata yang melaluinya .
Tampak sebuah wajah yang berbinar indah.. menghangatkan sekujur tubuhku, menentramkan hati yang terguyur pilu.. dan semuanya lenyap….
Kepedihan yang tak terhingga seketika lenyap saat aku menatap wajah itu.. aku pun terengah ketika melihat diriku berada di sebuah kamartidur yang telah 15 th kutempati . lalu..
“anakku ?.. ada apa dengan kau ? apa ranjang ini terasa tak nyaman kau tempati ? apa yang membuatmu menangis nak ? kau bangun dari tidurmu yang sepertinya menyiksamu.. kau terisak nak ! ibu tak tega melihatmu seperti itu hingga ibu membangunkanmu dari mimpimu..” tutur lembut seorang wanita separuh baya.
YaAllah.. wanita itu.. ia ibuku.. ia berbicara padaku.. ia tersenyum dan mengelus keningku.. aku baru saja terbangun dari mimpiku.. ya Allah.. ia malaikatku, wanita yang sangat menyayangiku, yang selalu menjagaku, mengusap airmataku, yang mempertaruhkan nyawanya untuk ku..sungguh terkutuknya aku, jika ucapanku melukai hatinya, jika sikapku membuatnya meneteskan airmata.. sungguh tak berguna hidupku jika aku tak bisa membuatnya tersenyum bahagia.. ya Allah.. ia masih dalam dekapan ku, masih dapat tersenyum untukku, masih mampu menghapus air mataku. Terimakasih.. syukurku tak akan habis kupanjatkan padamu ya Allah…
“bicaralah nak.. apa yang terjadi padamu..?” ujar ibu terlihat khawatir pada tangis ku yang masih terisak .
“ibuku.. malaikatku..” kataku lirih.. tak percaya bahwa yg dihadapanku adalah ibu yang telah melahirkanku. “aku mencintaimu..sungguh mencintaimu.. jangan tinggalkan aku.. biarkan aku selalu memelukmu.. biarkan aku mencurahkan cintaku untuk mu lebih lama lagi..” aku tak mampu berkata-kata.. aku terlalu mencintainya, tak kan mampu aku melihatnya pergi meninggalkanku.. aku tak ingin kehilangan nya walau hanya sedetik.
“menangislah nak.. hanya tangisan yang dapat meredakan perihmu.. ibu akan tetap disini menjagamu.. ibu akan tetap disini hingga kau dewasa nanti dan menggantikan posisiku sebagai ibu, ibu sangat mencintaimu melebihi cinta yang kau ketahui.” Tutur ibu sambil terus mengusap pipiku dengan punggung telapak tangan nya . matanya berkaca-kaca penuh haru. “kau putriku yang sangat ku banggakan.. aku tak ingin melihatmu menyesal karna sesuatu yang telah kau perbuat . maka berjanjilah padaku nak . sampai kapanpun hargailah hidup. Jangan kau sia-siakan waktumu.. aku percaya padamu.. kau anak yang berbudi baik. Siapapun tau itu, namun jangan pernah biarkan pujian itu membuatmu ria atas segala yang telah kau miliki . jadikan lah pujian itu pemacu hidupmu.. masa yang akan datang akan lebih kejam dari masa yang kejam ini. Tapi bekalmu tak akan habis jika selalu kau isi dengan semangkuk ilmu setiap harinya . bangun lah nak ! kejar cita-citamu ! kejar mimpimu ! taklukkan hari kejam ini. Buat setiap orang tersenyum. Jadikan orang-orang kecil pemacu tekatmu ! aku mendukungmu nak ! aku akan selalu mendoakan mu.. karna kelak kau akan bahagia dengan semua yg telah kau capai ! percaya padaku.. ibumu..” suara ibu membangun kan jiwaku, seakan merasuk tubuhku dengan semangat baru .
“aku tak akan mengecewakan ibuku dan orang lain di sekitarku.. aku ingin mewujudkan semua harapan didunia ini . aku bisa ! aku seorang wanita, yang akan selalu berjuang demi mencapai semua harapan itu . aku mencintaimu bu !” tekatku dalam hati . aku menatap wajah ibu, ibu memang sudah tergolong tidak muda, namun siapa sangka dengan kelembutan hati ibu, beliau tidak terlihat seperti layaknya wanita tua seumurnya . akupun mulai memeluknya lebih erat . dan ibu pun terus mengecup keningku .
“terdengar ramai sekali di kamar ini..” seorang lelaki tiba-tiba saja muncul dibalik pintu kamarku mencari-cari topik apa yg aku dan ibu bicarakan .
“ayaaaaah…!” aku pun berlari memeluknya erat . ayah ku terlihat heran namun tak menghiraukan apa yg terjadi dan memelukku erat sambil mengusap kepalaku. Dan ibu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum..

Indahnya pagi ini tergambar dari merdunya kicau burung menghinggapi setiap genting rumah penduduk masih terlihat sepi . aku merentangkan tanganku dan bergerak kekiri dan kanan. “selamat pagi duniaaa..”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun