Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sepenggal Suara

25 Maret 2014   18:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:30 12 0
Gugupkah calon bidadari yang kalian bawa, tuan !

Kala sebening tanggung awab punah

Bagiku, dalam drama kabar memikul suara rentak

Sampai kejiwaanku bangkit untuk rapuh jua

Bagaimana dengan ketidakadilan yang terjadi dimuka bumi

Bagaimana dengan kejujuran bisa terjaga dibenak penghuni

Bila menatap ramah pertanyaan aneh

Dianggap dengan hormat bercerita seru diakhir kalimat

Aku sampai lelah menelantarkan tinta bertahun-tahun jua

Putih pun tertlak dunia

Terbiasa cemaslah dikenal banyak sahabat

Jika engkau membiaskan egoismu yang kadaluarsa

Terancamlah bumi dengan dusta

Mungkinkah sistem sarafmu yang sakit

Ataukah buntu ...

Ayo bebaskan derita, Pak Presiden

Kepakkanlah perhatian yang terpercaya

Bayangkaan sel besi kelak mempromosikan diri

Mengikat kasus terakhir yang mengerikan dan nyeri

Manusia tak sadar akan nada yang berpijak keras mengubah peristiwa

Penggalan dari tiga berita berpetualang jejak

Mari menjaga,

Tak apalah biar berpantun rahasia

Konsep apa yang kau dapat dari alasan yang berkeliar

Pena itu mengisahkan dengan sejujurya tinta dalam sepenggal suara

Huruf bernyanyi digores tulisan yang banyak dengki

Hanya melintas untuk menelantarkan kata pengacara yang banyak acara

Menyerahlah, bila tak mau terikat sepintas asa yang sedang cemburu buta

Sebab sudah menancapkan duri dari luar dari biasa

Nanti tak pernah pulih air mata yang mendonasi luka, sungguh !

by. Amalia Khusnaini

Batu, 22 Maret 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun