Kemarin pagi saya  berjumpa dengan seorang sahabat, Anas Urbaningrum, di sebuah warung kecil, menikmati kopi tubruk dan singkong goreng. Sudah agak lama kami tidak saling jumpa, terutama sejak dia sibuk mengurus hiruk pikuk panitia khusus Bank Century. Sedangkan saya sibuk mengurus bisnis pupuk organik cair dan oraganisasi Persaudaraan Masyarakat Tani (PERMATA) Indonesia. Anas sibuk dengan persiapan pencalonan dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, saya lebih banyak berurusan dengan sawah dan petani.