Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Adorasi Paling Kasih

11 Oktober 2021   00:45 Diperbarui: 11 Oktober 2021   00:59 124 5
Sedari pagi yang hening,hingga terik menikam genit. Derap berarak-arakan menyusuri lorong-lorong kelas, mengantongi asa anak-anak bangsa
Mengisi bathin-bathin dengan kalam

Mengajar hingga peluh tanpa keluh,
Mendidik hingga kalut tanpa takut
Melatih hingga  tertatih tanpa Letih
Waktu, tenaga dan pikiran terdedikasi penuh kasih

Kadang sumpah serapah menampar wajah
Kadang rasa malu mendiami kepala
Kala  erangan didikan disangka cacian
ikhtiar memanusiakan manusia, terzolimi kebijakan yang tidak bijak

Slogan-slogan perlindungan Guru sebatas narasi
menjadi  adigium klasik yang meramaikan rumah telinga, dipajang di media-media dan layar-layar kaca sebagai ruang tamu para pejabat melanggengkan hegomoni

Peserta didik dicumbu dengan cubitan Guru diklaim mendidik tak pakai hati
Peserta didik cerdas dan berhasil mendulang masa depan Guru diapresiasi tanpa hati
Stigma modern inilah yang menumpuk diruang- ruang kepala  masyrakat modern
Regulasi yang tak ada ruang kasih menjadi sebuah kredo yang menakutkan
Mematikan dan memasung romantika ruang kelas

engkau Guru, pemilik kasih paling paripurna
engkau Guru, pemilik adorasi paling kasih

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun