Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Transisi Budaya Arab Saudi! Pesta Halloween Diselenggarakan di Arab Saudi

16 Januari 2023   13:25 Diperbarui: 16 Januari 2023   13:28 333 0

Kerajaan Arab Saudi mengadakan perayaan festival Halloween yang diselenggarakan bertepatan dengan Festival Riyadh Season 2022. Riyadh Season ini sendiri merupakan acara tahunan yang dibiayai oleh pemerintahan Arab Saudi, yang mana acara ini terdiri dari acara lokal serta internasional, termasuk salah satunya adalah perayaan Halloween yang pertama kalinya sepanjang sejarah diselenggarakan di Arab Saudi.

Perayaan Halloween ini dijuluki sebagai "Scary Weekend" yang digelar pada tanggal 27 dan 28 Okrober 2022 dan berpusat di ibukota Boulevard Riyadh City. Festival ini terbuka bagi warga muslim maupun non-muslim. Para partisipan pada festival Halloween ini menggunakan kostum dan topeng yang menyeramkan, atau mengenakan kostum karakter atau tokoh yang identik dengan perayaan Halloween.

Dari mana asal-usul perayaan Halloween?

Dilansir dari Kompas.com (31/10/2022) perayaan Halloween ini biasanya diselenggarakan pada setiap tanggal 31 Oktober per-tahunnya, festival ini diinisiasikan dari tradisi Celtic kuno Samhain pada abad ke-8 setiap tanggal 1 Novermber karena mereka percaya bahwa malam hari sebelum perayaan, roh orang-orang yang sudah meninggal akan mengunjungi kembali rumah mereka.

Banyak orang-orang suku Celtic percaya roh jahat akan kembali ke dunia untuk mengganggu bangsa Celtic. Agar roh tersebut takut dan tidak mengganggu suku ini, mereka mengadakan ritual di puncak bukit dan menyalakan api unggun serta mengenakan kostum dan topeng seram sebagai bentuk perlindungan dari ancaman roh jahat.

Seiring dengan berjalannya waktu, Halloween semakin dikenal di kancah mancanegara, bahkan, hingga saat ini masih dirayakan oleh orang-orang di berbagai negara dengan tradisi dan budaya yang beragam.

Menuai pro dan kontra dari sosial media

Pemerintahan Arab di bawah pimpinan Pangeran Mohammed bin Salman mendapat tuaian protes dari warga net, pasalnya kerajaan Arab Saudi melarang perayaan Maulid Nabi, namun malah merayakan perayaan Halloween yang mana sejak dahulu ditentang habis-habisan, apalagi Arab Saudi merupakan salah satu negara yang bersifat Islam konservatif.

Beragam komentar ditujukan kepada pemerintahan negara Islam konservatif ini. Tindakan mengenai adanya perayaan Halloween ini tentu saja menuai kontroversi dari berbagai pihak karena perayaan Halloween ini bertentangan dengan ajaran Islam dan budaya timur tengah. Lalu perayaan Halloween ini juga tidak mencerminkan budaya Timur Tengah yang mana mayoritas negara-negaranya menganut paham religius yang kental.

Beberapa warga lokal berpendapat bahwa perayaan Halloween ini menyenangkan dan unik. Bahkan, adapula yang menyatakan bahwa dia tidak mengetahui apakah perayaan ini haram atau halal, namun perayaan ini merupakan hal yang menyenangkan dan mereka ikut merayakannya hanya untuk sekedar bersenang-senang.                                            

Namun, ada juga netizen yang menumpahkan komentar yang bersifat kontra terhadap kegiatan festival ini. Contohnya seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia, komentar dari salah satu pengguna internet di salah satu platform media sosial "Ya Tuhan, tanah penjaga Masjid Suci punya kesucian dan tempat dalam jiwa setiap Muslim yang menolak kejahatan. Dan keburukan ini memperingatkan; Dan generasi ini mengalami kemunduran, menakutkan,"

Lalu, ada komentar dari akun pribadi twitter @rashid88861 yang mengkritik pemerintahan Arab Saudi, "MbS dan otoritas hiburan Saudi telah merusak sejarah dan budaya negara Arab Saudi, tanah dimana tempat dua masjid suci berdiri, tempat kelahiran wahyu dan kiblat umat Islam! Ya Tuhan, hal ini sagat memalukan dan menyedihkan! Apakah dengan merayakan Maulid Nabi adalah sebuah inovasi dan merayakan Halloween merupakan sunnah?"

Perayaan Halloween di Arab dari Perspektif Komunikasi Lintas Budaya

Perayaan Halloween yang ikut diadakan oleh pemerintahan Arab Saudi telah dirayakan oleh hampir dari sebagian negara di dunia ini. Artinya, walau tidak semua negara ikut merayakan kegiatan Halloween, namun setidaknya hampir seluruh dunia aware akan adanya perayaan Halloween. Adanya pengaruh dari perkembangan teknologi, globalisasi, bahkan komunikasi lintas budaya dapat menyebabkan pertukaran informasi antar negara tercipta dalam hitungan detik.

Seperti yang dikutip oleh Young Yun Kim (1984) komunikasi antar budaya ... merujuk pada fenomena komunikasi yang mana pesertanya memiliki perbedaan latar belakang budaya, dan melakukan kontak langsung maupun tidak langsung satu sama lain. Pemahaman dalam komunikasi antar budaya meliputi transaksi berkomunikasi mengenai proses komunikasi intrapersonal yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebudayaan, nilai, sikap, keyakinan, dan adanya norma-norma.

Perayaan Halloween ini telah terjadinya transracial communication yang mana menurut Arthur Smith (1971) komunikasi ini berjalan karena adanya interaksi dari orang yang memiliki perbedaan latar belakang etnik atau ras dalam suau interaksi verbal.

Perayaan Halloween ini berhasil diwujudkan oleh pemerintahan Arab Saudi karena telah terciptanya komunikasi lintas budaya yang dilakukan oleh bangsa Arab Saudi dengan budaya Barat, yang mana hal ini menimbulkan kontroversi bagi umat Muslim di media sosial dengan Pemerintah Arab Saudi, pasalnya hal ini tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dan Halloween identik dengan manifest budaya Barat.

Namun jjka kita lihat melalui sudut pandang komunikasi antar budaya hal ini juga dapat dikatakan sebagai hal yang baru dan unik, ada juga yang berfikir bahwa perayaan Halloween ini hanya sekedar hiburan saja, asal mereka tidak memiliki niat yang lain. Adapun yang mengatakan bahwa perayaan-perayaan lainnya yang akan digelar oleh Bangsa Arab ini sebagai suatu kemajuan untuk Arab Saudi terlepas dari mayoritas penduduknya yang beragama islam.

Dari tuain komentar negative yang diberikan netizen kepada pemerintah Arab Saudi, perayaan Halloween ini merupakan budaya yang sulit diterima oleh umat muslim di dunia karena terlalu memaksakan untuk bercampur dengan budaya Timur Tengah yang menjunjung tinggi nilai agama. Agar budaya dari Arab itu sendiri tidak luntur dan tercemar oleh budaya asing, sebaiknya pemerintahan Arab tidak merubah pola hidup keseharian masyarakat dan tetap melestarikan dan menguatkan ajaran-ajaran budaya terhadap penerus generasi selanjutnya. Sehingga, dengan cara ini budaya lokal Arab tidak akan terkikis akibat dari masuknya kebudayaan asing.



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun