Aku datang membawa seribu pesan cinta
Kubungkus rapat dalam amplop merah jingga
Persis seperti pesona mentari yang membara
Kau tersenyum dalam diam
Kabut putih menghalangi tubuhmu yang gagah dan kelam
Membiarkan urai rambutmu membeku
Tatapan matamu sembab sembilu
Kau menangis, Semeru?
Kenapa?
Apakah kau menyesal telah memuntahkan lahar
memporak porandakan muka bumi yang hampir tenggelam?
Kau marahkah, Semeru?
Jika orang-orang masih saling bersitegang
Memperebutkan jabatan dan kedudukan
Sampai lupa dengan ibadah dan perjuangan
Kau tersinggung, Semeru?
Jika yang namanya adil kini telah diperjualbelikan
Mempermainkan si miskin dan memperjuangkan kaum elitan
Sampai lupa bahwa semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan
Tenanglah Semeru
Apa yang kau muntahkan adalah karena perintah Tuhan
Usah menyesal, bila muka bumi jadi awut-awutan
Engkau kan melihat, banyak hikmah yang mesti dimanfaatkan
Tersenyumlah Semeru
Sebentar lagi waktu kan berganti dengan pagi yang baru
Negeri ini kan bangkit dan mengenang keperkasaanmu
Membangun kembali puing dan menata indah seperti dulu
Bantul, 26 Desember 2021