Masih setia saya, berteriak bahwa dunia ini berisi kemunafikan dan sangat memalukkan. Jangan kira saya berhenti ketika anda menulis komentar atau bergumum dengan rasa skeptis anda kepada saya, saya sedang berdiam diri sambil tidur-tiduran, salah besar kawan. Simpan dan buang jauh-jauh pikiran itu wahai kawan,hahahaha puas saya menertawakan diri saya dan dunia ini, entah saya sudah gila atau apa tapi ketika saya menulis tiap kata adalah terlahir dari sebuah kewarasan. Saya gelisah, melihat langit itu semakin gelap dan sepertinya akan hujan. Langit menangis karena melihat saya menulis atau mawakan diri anda sendiri? Hanya Tuhan yang tahu itu. Semakin mencekik seluruh kemunafikan ini, semakin ingin saya tenggelam bersama seluruh karya sampah anda wahai saudara-saudara terkasih semesta alam. Terbawa angin jauh, bersama sebuah kejujuran hidup itulah potret langit sore ini. Ooh Tuhan, biarkan saya tenggelam jauh dalam lautan kemunafikan di sekeliling saya ini dan hancur berkeping-keping seperti debu, lalu bangkitkan saya untuk melihat mereka hancur. Kesimpulan dari tulisan ini adalah anda dekati kaca di kamar anda dan berpikirlah seberapa munafik anda di depan dia, mereka ataupun terhadap diri anda sendiri. Jangan mau jadi kacung dari sebuah ego, gengsi ataupun ketidakmampuan. Jujur, jujur, dan jujurlah. Saya pun berusaha untuk jujur kepada seluruh isi alam ini bahwa, saya adalah seorang 'munafik' karena saya tahu saya belum bisa menjadi manusia yang amanah,paling tidak saya sudah jujur pada diri saya sendiri dan langkah selanjutnya adalah berbenah ke arah yang mereka sebut terang.