Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Between Logic and Senses

26 Juni 2013   21:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:23 66 0
Ini adalah tulisan yang lahir pada tanggal 30 Januari 2009, berisikan sebuah pemikiran sederhana dan berusaha untuk apa adanya dari segala hal yang ada di lingkungan, tidak bersifat tendensius sama sekali. Secara korelasi, hati dan pikiran memiliki ikatan yang sangat kuat dengan jiwa. Seperti yang kita ketahui, jiwa kita memiliki tiga sudut yang fundamental di dalam menghubungkan kita dengan alam. Adapun tiga sudut tersebut adalah hati, pikiran, dan kemauan. Sebelum saya menjelaskan pernyataan di atas,alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu makna dari hati, pikiran, kemauan, dan jiwa sebagai lingkup generalnya.
Hati berarti organ yang berguna untuk proteksi diri dari racun, dapat dikatakan bahwa hati memiliki peranan penting dalam sistem organ manusia. Akan tetapi, dalam konteks ini hati memiliki arti bahwa suatu elemen jiwa yang memiliki nilai estetika yang luar biasa, dapat merasakan sesuatu hal yang baik dan buruk secara eksplisit serta sulit diterima akal. Adapun hal yang berkaitan dengan baik dan buruk adalah sikap elemen jiwa tersebut yang merespon segala yang terjadi di sekelilingnya.Seperti halnya,hati dapat merasakan benci kepada orang yang jelas-jelas tidak melakukan kesalahan apapun kepadanya ataupun hati yang dapat merasakan cinta kepada orang yang tidak semestinya ia cintai.
Sangat ironi, apabila kita menguraikan makna hati karena secara logika tidak dapat diterima sebagai acuan yang benar atau salah dan hanya dapat dinikmati oleh individu yang merasakannya saja.Atau dapat dikatakan, hati merupakan elemen teregois dalam jiwa tetapi elemen ini adalah harta berharga bagi setiap individu sebagai karakteristik yang khas individu tersebut. Sebagai contoh,orang yang mengedepankan hati di dalam jiwanya maka orang tersebut akan menjadi seniman karena cenderung orang tersebut akan menilai segalanya dengan kacamata keindahan semata.
Hati juga dapat nyata kita rasakan ketidaklogisannya ketika kita melihat fajar menyingsing, embun menyentak, dan tidak lama mentari pun terbit serta margasatwa bersahut-sahutan. Setelah itu, kita akan merasakan puas meskipun tidak minum atau kita kenyang meskipun tidak makan. Adapun di saat seseorang belum mengetahui Tuhannya, dia hanya perlu merasakan dan memperhatikan keindahan alam sekitar dengan hati.Kemudian akan terlukiskan keyakinan keeksistensian Tuhan dimana keindahan alam tersebut mengarahkannya kepada-Nya.
Itulah uraian makna hati serta pendekatan nyatanya, kemudian saya akan menguraikan tentang makna pikiran serta pendekatan empirisnya. Pikiran merupakan elemen yang dapat dipertngunggjawabkan baik atau buruknya dan dapat diterima seluruh umat manusia karena didukung bukti. Apabila kita berbicara tentang pikiran, maka tidak sah jika tidak memasukan ilmu pengetahuan sebagai buah dari pikiran. Pikiran atau akal selalu menelurkan ilmu pengetahuan yang baru dan besar pada setiap waktunya serta tidak dapat dikira-kirakan dampaknya bagi kemaslahatan manusia.
Sebagai contoh, pemikiran Marcel Schein, ahli fisika terkenal, yang mengemukakan bahwasanya proton ada lawannya (antinya). Apabila bersentuhan proton dengan antiprotonnya, maka keduanya akan saling menghancurkan. Karenanya, antiproton dapat menghancurkan segala benda yang tersusun dari proton, termasuk bumi. Pemikiran ahli fisika tersebut mengarahkan kita kepada adanya kiamat. Teori Marcel Schein ini menghilangkan keraguan selama ini tentang kiamat. Inilah yang disebut ilmu yang memiliki tingkat ekploditas yang tinggi, dimana sebelum Marcel Schein memaparkan teorinya manusia tidak dapat berpikir dan percaya akan kiamat dan ketika pemikiran ini disajikan serta dibuktikan dengan data-data yang akurat maka membuat mindset terdahulu manusia hancur bagai diledakan oleh bom atom. Dalam konteks keagamaan, pikiran merupakan alat guna membuktikan undang-undang Tuhan sang pencipta alam.
Setelah hati dan pikiran, maka saatnya saya menjelaskan makna kemauan serta pendekatan logisnya. Kemauan atau iradat berarti segala sesuatu yang setiap manusia inginkan berdasarkan kebutuhan psikologi, fisik, dan rohani mereka. Terkadang kemauan yang seseorang yakini benar, dapat mengantarkanya kepada kesuksesan yang melebihi ekspektasinya. Tetapi ada juga terkadang kemauan seseorang yang dipercaya benar, dapat mengantarkan dia ke arah yang buruk atau di luar ekspektasi. Sebagai contoh, kemauan yang keras dari seorang pemulung untuk mencapai penghidupan yang layak membawa dia ke arah yan dia inginkan atau malah lebih dari itu.
Sungguh makna jiwa yang sebenarnya adalah suatu kompleks dari elemen yang saling mendukung apabila ditempatkan sejajar tanpa ada yang harus didahulukan. Jiwa merupakan modal yang Tuhan berikan kepada kita untuk menjalani hidup. Keseimbangan hidup akan tercapai adalah hasil akhir dari reaksi ketiga elemen yang masing-masing berkadar sama rata. Akan tetapi, hasil akhir tersebut adalah sebuah pilihan bagi orang-orang yang berakal, berperasaan, dan berkemauan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun