Korban dari sebuah perceraian tidak hanya berdampak bagi yang bersangkutan (suami-istri), namun juga melibatkan
anak khususnya yang memasuki usia remaja, perceraian merupakan beban tersendiri bagi anak, sehingga berdampak
pada psikis. Reaksi anak terhadap perceraian orang tuanya, sangat dipengaruhi oleh cara orang tua berperilaku sebelum, selama dan sesudah perceraian, sehingga dampak perceraian orang tua memang dapat memberikan dampak buruk bagi anak, baik fisik maupun psikologis anak.
Akan tetapi keadaan keluarga broken home memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Dalam bimbingan dan konseling berperan aktif untuk menanggapi masalah broken home akibat perceraian melalui konseling individu dan melakukan pendekatan secara individual untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi anak tersebut. Seorang guru BK memberikan saran agar masalah tersebut dapat teratasi dan tidak menurunkan prestasi belajaranak tersebut.
Maka dalam hal ini, guru bimbingan konseling mempunyai peran penting dalam penanganan pengembalian semangat belajar anak yang memiliki latar belakang keluarga broken home yaitu mencegah lahirnya anak yang berkepribadian buruk dengan mengajak orang tua untuk tetap bertanggung jawab dalam pertumbuhan fisik maupun mental anak serta melakukan konseling atau menangani anak-anak yang sudah memiliki kepribadian yang buruk.
Peran bimbingan konseling dalam meningkatkan motivasi siswa yang broken home sangat penting. Guru bimbingan konseling harus mempunyai peran yang sangat berat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa broken home. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan guru bimbingan konseling:
1. Pendekatan yang lembut: Guru bimbingan konseling harus mendekati siswa dengan lembut dan berbicara dari hati ke hati. Mereka harus menjadi teman bagi siswa, bukan hanya guru, karena siswa broken home membutuhkan teman yang dapat mengerti dan membantu mereka.
2. Pendekatan di luar jam kelas: Guru bimbingan konseling harus mengobrol dengan siswa di luar jam kelas, seperti di cuaca cerah, untuk membantu siswa merasa nyaman dan membuka diri.
3. Mengajak ngobrol tentang hal-hal yang disukai: Guru bimbingan konseling harus mengajak siswa ngobrol tentang hal-hal yang mereka sukai, sehingga siswa akan dengan sendirinya menceritakan perihal yang terjadi di dalam keluarga.
4. Pemberian arahan dan semangat: Guru bimbingan konseling harus memberikan arahan serta semangat kepada siswa untuk membantu mereka meningkatkan motivasi belajar.
5. Penggunaan pendekatan rasional emotive therapy: Guru bimbingan konseling dapat menggunakan pendekatan rasional emotive therapy untuk membantu siswa broken home mengatasi kenakalan dan meningkatkan motivasi belajar.
6. Home visit: Guru bimbingan konseling dapat melakukan home visit secara langsung ke rumah siswa yang bersangkutan untuk membantu siswa broken home yang memiliki masalah yang lebih serius.
Dengan demikian, peran guru bimbingan konseling sangat penting dalam meningkatkan motivasi siswa broken home. Mereka harus memiliki pendekatan yang tepat dan efektif untuk membantu siswa broken home mengatasi masalah dan meningkatkan motivasi belajar.