Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

The Other Side of Adolf Hitler - "Poor Hitler"

31 Maret 2010   10:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:04 439 0
Adolf Hitler. Nama ini selalu terngiang di kepala saya selama beberapa minggu ini. Tepatnya setelah dosen sejarah saya banyak berbicara tentang dia di kelas, ditambah lagi saat saya menemukan buku usang tentang Hitler di bazar kampus. di buku itu banyak foto beliau yang terlihat gagah. gagah? tapi itu yang benar benar saya rasakan dari beberapa foto beliau. Saya terbeban sekali untuk mengulik sisi lain yang orang lin tidak pernah lihat dari sosok seorang "HItler". (esai ini bersifat sangat subjektif).

Adolf Hitler lahir pada 20 April 1889 dan dia adalah seorang yang mempunyai darah Yahudi. kaget?

Ayah Hitler, Alois Hitler memiliki darah keturunan Yahudi. Hitler adalah anak ke empat dari enam bersaudara, juga anak dari istri ketiga Alois.

Hitler memasuki masa gemilangnya di sekolah sebagai siswa yang baik sampai umur +- 11 tahun. Pada umur tersebut beliau mengalami kemunduran akademik yang pesat. Mengapa? hal ini sering ditemui oleh anak anak yang punya masalah atau tekanan di keluarganya. Dan benar saja. Ayah Hitler begitu menekannya dan mendidik beliau dengan keras. Tatkala anak seusia itu mengalami depresi dan dendam yang amat sangat pada sosok sang ayah-orang yahudi itu. Dendam menghabisi orang Yahudi sudah tertanam di benak Hitler sejak kecil.

Hitler melalui masa pendidikannya dengan buruk. dengan sangat buruk. ia ditolak beberapa kali di sekolah seni. Poor Hitler, masa kecilnya dilalui dengan sangat pahit ditambah penolakan yang dia rasakan dari beberapa lingkungan. Tak lama kemudian, saya ceritakan dengan singkat-dia masuk dunia militer. Beliau mengalami masa gemilang di dunia kemiliteran tapi penolakan kembali ia rasakan ketika jabatan Unteroffizier tidak jadi diberikan padanya karena beberapa alasan.

kehidupan seberat itulah yang membentuk karakter Hitler menjadi seorang yang keras-bukan lemah, seorang yang berkarisma-bukan pecundang' dan seorang yang kejam pastinya.

setelah Jerman mengalami kekosongan pemerintahan. Hitler naik menjadi pemimpin lewat partai yang kita kenal dengan sebutan "Nazi". hal ini membuktuikan Hitler punya karisma dan otak yang luar biasa.
kekuasaan menjadi pemerintah saat itu dimanfaatkan Hitler untuk memperbaiki masa kecilnya dengan melampiaskan dendam pada Ayah beliau. Memusnahkan orang Yahudi.

Hilter sangat sukses dengan pemerintahannya. tapi dia tetaplah seorang yang kesepian. dia tidak punya tempat curhat untuk berbagi bebannya. Poor Hiltler, bahkan dia tidak punya sosok sahabat sekalipun.

puncak depresi beliau adalah saat ia mengalami kekalahan dari serangan Prancis dan Inggris yang bertubi tubi. Jerman kalah.
mungkin menurutnya, kebahagiaan terakhir adalah menikahi wanita yang ia cintai-Eva braun. setelah itu ia bunuh diri.
mereka yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri ialah mereka yang tidak memiliki solusi lagi dalam hidupnya. bagaimana Hitler yang cerdas dan berkarisma ini bisa melakukan hal tersebut?
bisa saya duga pada saat itu Hitler merasa bersalah dan sadar akan perbuatannya. Hitler itu punya hati yang lembut dan sensitif-dia seorang melankolis. buktinya dia sangat cinta seni, sedikit orang yang bisa menikmati seni. tapi,Poor Hitler-melankolis itu yang membunuh dirinya sendiri. kenapa?

karena banyak luka batin yang tidak sempat ia sembuhkan. luka itu membawanya ke jalan yang sebenarnya sama sekali tidak mau ia pilih. jika saja saat itu ada sosok ayah yang baik, mungkin hitler tak akan dibenci banyak orang seperti sekarang.

seperti yang kita ketahui - hanya tempramen melankolis yang menyalahkan diri sendiri pada akhir cerita. Hitler tak sanggup mengendalikan tempramennya. dan ia mati.

Poor Hitler,

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun