Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Ketika Tuhan Mengabulkan Doa Kita lewat Seekor Tikus

29 Oktober 2013   09:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:53 324 0

Setiap orang pasti ingin dikabulkan doanya. Ya, dan beruntung lah manusia, karena setiap doanya akan dikabulkan oleh-Nya. Hanya waktu saja yang membedakan, mungkin saat kita berdoa dan pada saat itu juga dikabulkan, mungkin esok harinya, mungkin minggu depan, mungkin tahun depan dan seterusnya. Tapi kita perlu percaya bahwa tidak ada doa yang tidak didengar-Nya.

Bentuk pengabulan doa juga berbeda bagi setiap orang. Tuhan Maha Mengetahui apa-apa yang baik bagi hamba-Nya, oleh karenanya, Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu yang sia-sia bagi kita. ketika apa yang kita dapatkan bukan lah apa yang kita harapkan, maka jangan lah kita berburuk sangka dan menganggap doa kita tidak dikabulkan. Karena bentuk dari doa yang kita panjatkan belum tentu sesuai dengan apa yang kita harapkan itu, melainkan apa yang kita butuhkan. Tuhan memang tidak memberi apa yang kita inginkan, tetapi yang kita butuhkan. Dia lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita.

Semalam tadi, aku diberi rasa kantuk yang luar biasa. Ketika mengingat bahwa pagi nanti aku harus menghadapi ujian dengan materi yang sangat padat hafalan, pada saat itu aku gelisah. Berbagai cara aku coba untuk melawan rasa kantuk ini. Mulai dengan makan makanan ringan, minum kopi, bolak-balik cuci muka, ndengerin musik, wudhu dan lain sebagainya. Namun tepat jam 9 malam, semua usaha itu nihil, karna pada akhirnya aku tidak kuat meneruskan membaca bahan ujian. Oleh karenanya, aku menyerah, aku menuruti keinginan mata ini untuk segera terlelap dan beristirahat. Aku menutup komputerku dan mulai berdoa dengan perasaan bersalah karna malam ini belum dapat apa-apa sementara esok hari harusnya telah menguasai materi. Kemudian dalam hati aku berharap agar aku terbangun dini hari nanti. Tidak lupa, aku pun memasang jam waker-ku di angka 2, sebagai bagian dari usaha untuk bangun.

Apa yang terjadi dini hari tadi, adalah bagian doaku yang dikabulkan. Bukan. Bukan karna jam waker aku terbangun. Bahkan aku harus berterima kasih pada seekor tikus setelah semua berusaha membangunkanku namun tidak berhasil. Bunyi jam waker yang keras tidak mampu membuatku terbangun, sebaliknya malah aku matikan. Begitu juga hujan yang aku yakin Dia kirim untuk mengingatkanku agar terbangun dan belajar, nyatanya suara hujan yang begitu deras pun tak mampu membangunkan, justru menambah lelapnya tidur. Saat itu lah Allah mengirimkan seekor tikus untuk membangunkanku. Jika jam waker mampu aku matikan, dan hujan mampu aku tutupi dengan bantal-selimut, maka tidak dengan tikus, yang tiba-tiba jatuh di atas selimutku, itu betul-betul memaksaku untuk bangun dari tempat tidur dan berlari-lari sendiri ditengah sepinya orang tertidur pulas. Karena perasaan yang gugup dan tergesa-gesa mengusir tikus itu dari kamarku, mataku tidak lagi mengantuk, dan segera ingat bahwa semalam aku meninggalkan pekerjaan yang harus diselesaikan –membaca bahan ujian. Akhirnya aku pun teringat bahwa sebelumnya aku telah berdoa agar dibangunkan. Dan mungkin inilah cara Tuhan mengabulkan doaku.

Terkadang kita tidak menyadari cara-cara Tuhan mengabulkan doa kita. Manusia hanya sibuk mengoreksi ‘cara kerja’ Tuhan yang tidak memberikan harapan-harapan yang mereka pinta. Namun sesungguhnya, Tuhan selalu mengabulkan setiap doa yang kita pinta, dengan cara yang tidak semua dapat kita sadari dan kita bayangkan sebelumnya. J

J Keep Praying J

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun