Di sebuah desa terpencil yang tak tersentuh oleh gemerlap dunia modern, hiduplah seorang lelaki tua bernama Pak Marno. Usianya sudah senja, wajahnya dipenuhi keriput, dan rambutnya telah memutih seutuhnya. Pak Marno dikenal sebagai seorang petani yang gigih. Sejak kecil, ia telah terbiasa membajak sawah, menanam padi, dan merawat ladangnya dengan cinta yang tulus. Baginya, tanah adalah segalanya; ia hidup untuk tanah, dan tanah hidup untuknya.
KEMBALI KE ARTIKEL