Siapapun kita hari ini, berasal dari resultan keputusan-keputusan yang telah kita buat di masa lalu. Inilah malam yang direncanakan, merobek sunyi di ketinggian Kelimutu.. Bersama senja terakhir di Tahun 2013,
tim #SparklingMB meninggalkan kota Maumere. Kita akan bergerak ke sebuah desa bernama Moni, berada di lembah kawasan Taman Nasional Kelimutu. Mobil, truk ditumpangi, dari desa ke desa ditelusuri. Hari makin malam ketika tim mendapat tumpangan terakhir hari itu. Di pertigaan kami menunggu, dalam hati ada keresahan, sebentar malam adalah pergantian tahun, dan bagaimanapun kita harus merayakannya. Sekitar 3 jam menunggu tumpangan di Desa Key, untuk menghindari tahun baruan di emperan toko, tim akhirnya memutuskan untuk mencari mobil sewa menuju Kelimutu. Dalam rencana, senja mengantarkan di penghujung tahun, dan akan kami sambut cahaya pertama di sebuah triangulasi kekayaan alam negeri, keajaiban danau tiga warna, Kelimutu. Sukses melobi mobil sewa sampai mendapat potongan sebesar-besarnya, tim bergerak langsung menuju desa Moni. Rasa lelah mulai terasa, sesak karena mobil tumpangan biasa harus mengangkut 18 orang, belum lagi ransel-ransel mengambil tempat. Alhasil, kernet pun duduk di atas atap mobil, sementara jalan hampir menikung semua, mengerikan bagi yang belum terbiasa. Hehe. Membutuhkan waktu sekitar 3 jam menuju desa Moni, hawa dingin menusuk, kulit menebal akibat tekanan berganti. Tim berhenti di sebuah penginapan milik pemerintah, Saoria, katanya penginapan paling murah di seluruh Moni. Harga yang ditawarkan untuk peserta backpacker 150 ribu/hari dan bisa dimuat 3-4 orang. Agak lumayan juga tempatnya. Bungalow tua yang rapuh, namun bersahabat di harga dan elok di mata.
KEMBALI KE ARTIKEL