Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Island Hopping: TN. Komodo (bagian 2)

14 Januari 2015   03:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:12 48 0
Lepas dari dermaga Loh Liang (bagian 1),  birunya langit tak lagi menemani dipagi menjelang siang itu. Silih berganti kelabu menggantung, memayungi kapal yang menggaris perairan Taman Nasional Komodo. Sesuai agenda, paket tour selanjutnya adalah Pantai Pink dan Pantai Bidadari yang berada di gugusan pulau taman nasional. Sembari menanti kapal berlabuh kembali, teman-teman mempersiapkan alat snorkling yang tersedia di gudang kapal, ataupun alat dasar yang dibawa sendiri. Tidak banyak yang begitu menarik disepanjang perjalanan selain menyaksikan punggungan gunung yang muncul ke permukaan laut, berjejer massif dan tandus. Saya dari dek kapal justru menatap tajam pusaran air ditengah laut, fenomena ini banyak kita temukan di perairan Komodo, daerah selat yang merupakan tempat pertemuan arus dari laut Aussie dan laut Banda. Dari letak geografis ini kemudian agenda kapal tidak bisa seenaknya berbolak balik sepanjang waktu, kata Bachtiar sang Pemilik kapal, perhitungan akan kondisi arus permukaan harus tepat sehingga kita tidak terjebak dalam ombak dan pusaran air yang bisa mengancam nyawa. Tidak jarang bahkan kapal yang terbilang nekad diperairan ini ditelan ganasnya laut perairan ini. Sekali lagi pesan yang diberikan oleh alam, justru dibalik keganasan alamiah terbaring indah lembutnya belaian sang pencipta. Taman Nasional Komodo adalah bukti ke-maha cantiknya Sang Penguasa Alam. - Pantai Pink dan Pantai Bidadari Seperti namanya, pantai Pink (Pink Beach) adalah daerah pertemuan antara laut dan daratan yang dibatasi pasir yang bergradasi merah keputihan. Merahnya pasir ini disebabkan dari campuran mineral dan biogenik karang merah (Tubipora Musica) yang mati dan mengendap di pantai. Terbilang jarang ditemukan, inilah yang menjadi magnet bagi wisatawan di tempat ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun