Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Jadi Komentator atau Aktor?

11 Oktober 2015   13:37 Diperbarui: 11 Oktober 2015   14:11 11 0
Hidup dengan perjuangan sudah dialami sejak pertemuan sel telur dan sperma dalam rahim bunda. Fakta biologis ini menggambarkan bahwa ‘bertindak’ itu kunci keberhasilan. Meski demikian, butuh dorongan dari dalam untuk setia pada proses: mau selalu jadi aktor daripada komentator. Sebab apa? Komentator terkesan lebih mudah: cuma bicara dan apa saja boleh! Tunggu dulu, Bro! Belum tentu juga lho… Itulah obrolan keluarga Krebsol Kepiting bersama Yuyuteniki mamanya kembar Beyesiulala dan Pithinggero. Mereka rajin ngobrol dan membahas topik ringan dan menarik di seputar kehidupan sehari-hari. Ada kesan berbicara dan berteori itu lebih meyakinkan. Padahal giliran sampai pada praktek butuh keberanian eksekusi ‘on the spot’. Sikap jelas dan tegas ini disampaikan Krebsol dalam obrolan di rumah. Di samping itu, sebagai orangtua mereka konsisten melakoni yang biasa dikatakan dan diajarkan kepada anak-anak. Jadi klop antara penjelasan dan prakteknya!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun