Opurtunis  itulah salah satu kata yang saya tujukan buat seniman (nasional maupun daerah) yang mendekat pada penguasa yang berkuasa saat ini.
Salah satu band terkenal S langsung  mendukung salah satu petahana saat ini, beda dengan seorang musisi A terpuruk dan malah masuk pengadilan karena "beda " dengan penguasa saat ini.
Riwayat
Sejak zaman dulu seniman selalu "ngempe" yakni ikuti perkemnangan penguasa saat itu dari zaman kerajaan empu tantular  adalah empu tulis kerajaan sampai zaman  kerajaan Mataram Ronggowarsito di Nusantara saat ini seniman dapat sluman slumun slamet walau ada yang tidak slamet seperti anggota-anggota lekra sejak orla jatuh di penjara karena kegiatan seni yang dijalankan dan penjara hadiahnya!
Oportunisme seniman nyata
Saat hadapi pemilu raya ini seniman seakan perlu untuk cari "gantungan" nasib mereka terhadap kekuasaan adalah nyata. Mereka berharap mendapat kesempatan walau hanya sebagai penampil di kampanye sebuah partai dan hanya sebagai "vote getter" dicalonkan karena terkenalnya seorang seniman (penyanyi, aktor aktris, penari dan sebagainya) sebagai pengarah untuk meraih pengumpul suara pada partai tertentu dan ini pernah efektif dijalankan pada era orba, walau diera reformasi ini banyak juga partai yang gunakan cara ini!