Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Mendung Ing Kasultanan Ngayogyakarto

6 Mei 2015   19:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:18 88 0
Akhir april yang sebetulnya sudah mangso ketigo(kemarau) nampaknya tidak di Yogyakarta hadiningrat ini, ada mendung yang mengelayut, hitam dan bergulung-gulung angin, tornado, code yang tiba-tiba meluap dan sungai-sungai lain yang tiba-tiba "ngamuk" semua menjadi pertanda.

Bahkan garengpong( serangga yang konon menjadi pertanda dimulainya musim kemarau seakan lupa bersuara) dan ini nampak jelas suaranya samar, dikebun dekat sekolahan saya, ada suaranyanya tetapi lamat-lamat ditengahi kinjeng tangis , merupakan pralambang yang membuat hati bergejolak, ada apa dengan kraton?

Maaf saya tahu hanya Sri sultan yang berhak omong sukseksi, dan ketika salah satu anggota DPD yang juga permasuri beliau, mewacanakan ada kesetaraan gender antara wanita dan pria di kraton inilah titik picu dari semua ini, bukankah sri sultan sendiri berwacana bahwa ada gubernur wanita dikelak kemudian hari adalah keniscayaan yang terbangun dalam demokrasi ala kraton, ( dikutip dari koran lokal di yogya) dan inilah yang "tidak disukai" oleh para rayi dalem, karena putra dalem kebanyakan wanita, dan sebenarnya, ada keris yang menjadi pratanda, inilah sebab mengapa suksesi hanya boleh dibicarakan oleh ngarso dalem dan pihak kraton, ada benarnya!

Dan puncaknya adalah sabda dalem yang menghilangkan istilah "kalifahtullah_ dan pembenaran hamengkubuwono menjadi hamengku bawono adalah puncak sabda ngarso dalem dalam menyikapi sukseksi di kraton adalah benar adanya.

Gkr Pembayun menjadi GKR Mangkubumi, inilah puncak dari semua ini di kraton, dan benar adanya, pangerannya di kraton adalah seorang calon ratu, syah-syah adanya bila yang bersabda adalah Sri sultan yang mengusai tanah Ngyogyakarto hadiningrat benar adanya, suksesi ini!

Saya yang lahir dan besar di yogyakarta sudah pernah mengalami melihat trik dna intrik di kraton, di Pakualaman juga pernah terjadi intrik ini dan di solo nampaknya ratu kembar adalah kenyataan yang tidak bisa ditolak lagi, kankah di Yogyakarta akan ada Ratu kembar?  dampak dari petruk dadi ratu???seperti ramalan para sepuh? inikah dari puncak "perebutan" tahta untuk kemuliaan kelak dan saya juga menganlisa inikah dampak RUUK?  dan demokrasisasi di kraton? dan inikah yang disebut rebut balung tanpa isi saya tidak berharap begitu, karena kraton yogya adalah lebih sepuh daripada NKRI, bagaimana nanti kita meu berpanutan?

Gerimis di Yogyakarta sekan mengabarkan ada tangis dan sesal mengapa harus terjadi??? bila kita mengamati perkembangan"politik di kraton ngayogyakarta hadingrat" lewat media online maupun surat kabar, dari lubuk hati yang dalam ini ada rasa sesal mengapa kita begini? dan inikah dampak yang tidak bisa kita cegah dari isu RUUK yang didalamnya ada nuansa politik, dana besar, dan kekuasaan politi yang besar dalam keluarga kraton ?

Pertanyaan ini sekan belum ada jawabnya, masih ada yang masgul dan perlu di bela dan tidak di beli saja, rakayta dan hati rakyat menjerit ada apa di kraton sekarang?, suksesiny semoga lancar!

Kidung ini hanya saya tulis spontan:

Mendung ing Ngayogyakarta...(prehatin)....

naliko ono sengege kembar

tanah jawa, arep nagis

nuhoni petruk dadi ratu

ya kabeh goreh

amarga saka RUUK dadi UUK

ono kakuasaan

ono bondho ndono

ono kamulyan

pada nggo rebutan

wong cilik pada mlongo...

amargo trik lan intrik

wes mlebu neng kraton

suk anemahi jamane

ana ratu

ora ana raja neng bumi mataram( ngayogyakarta hadiningrat)

dadi kasunyatan

amergo nafsu kuasa

sing ora iso ketahan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun