sudah kubilang kau manis
bermanjalah di pundakku, bajumu
merah kulit, menganggit atis
angin, sepi mendengkur di tiang kayu
kau di seberang sana
mengerjap, menguap sederhana
gedung mall cuek di kilabmu
sedang trotoar berkelakar, tertawaiku
menggaungkan kau
[2]
mengagungkan kau
pradaksina
kita mulai dari timur, berbelok
ke kiri, lelekuk lekuk sebagian rampal
tuhan!
kau, yang mengingat siapa
pemahat segala tekuk
relief ini, yang berceritera
dan kosong pada akhirnya
[3]
di samping monumen, pada akhirnya
kamera menangkap wajah lusuh kita
(Yogyakarta, 7 Juni 2013)
alravox.wordpress.com