Seru-ku hampir takpercaya dengan apa yang sedang terjadi, sambil mengacungkan kartu sim hapeku yang baru saja ku temukan didalam dompetku. Semua orang yang ada disitu tambah melongo, sama takmengerti dengan semua yang telah terjadi. "Pantesan tadi pas si epul miskol, nomor hapeku gak aktif!". Kataku setengah malu. "Ya gimana mau aktif, kartu sim nya juga ada didalam dompet kamu!". Sungut a tobar; kesal! "Ho'oh...". Kataku sambil cengengesan. Aku gagal menyembunyikan rasa malu pada orang-orang yang ada disitu.
A raka menjelaskan kejadian tadi malam yang sebenarnya. Bahwa kira-kira pukul sebelas malam dia masuk ke rumahku untuk meminjam hapeku. Karna hp a raka ngedrop dan sedang dicas. Sedangkan dia sudah janji mau pritokan sama pacarnya. Terpaksa dia meminjam hape aku. Lalu dia bangunkan aku yang sedang tertidur pulas. Aku bangun tapi dalam keadaan tidak sadar ―mungkin orang sunda bilang sambil ngalindur―. Bahkan sebelum aku memberikan hape nitnitku pada a raka. Battray dan kartu sim nya juga aku sendiri yang mencopotnya!
Dan memasukan kartu sim nya kedalam dompetku sendiri!
Setelah mendengar cerita a raka, semua orang yang ada disitu jadi mengerti. Merekapun tertawa setengah lucu; karna setengahnya lagi mungkin mereka kesal padaku yang telah membuat mereka kalang-kabut! "Dasar tukang ngigau!". Celetuk ayahku, disambut 'koor' tawa semua orang yang ada disitu. Persis sebuah paduan suara tawa saja! Aku hanya bisa nyengir getir. Sambil menggerutu didalam hati: hape nitnitku takjadi hilang, tapi aku dapat #wiwirang!
Alonk badriansyah
Tegalbuleud, 08 Mei 2008.
Keterangan: #wiwirang= malu atau memalukan