Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Akhirnya, PORTER Selamatkan Ekonomi Amerika

3 Desember 2012   08:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:15 373 0

Oleh: Mathiyas Thaib

CEO Alomet And Friends

“Saya sangat bangga dan mencintai penugasan ini, saya belum lelah dan  tidak akan pernah lelah, sementara sebaliknya banyak kaum akademik yang lain di Amerika sudah menjadi sangat lelah melihat keadaan Amerika saat ini ”. Demikian komentar Porter merespon penugasannya oleh pemerintah Amerika untuk menyelamatkan ekonomi bangsanya, yang dinyatakannya di majalah Fortune edisi  tgl 29 Oktober 2012.

Paragraf di atas menunjukkan bahwa sebetulnya Amerika selama ini  telah salah arah dan salah jalan dalam penyelenggaraan perekonomiannya  (penulis :hal ini pulalah yang telah dilakukan bangsa Indonesia selama ini sejak reformasi ), dan sebetulnya M. Porter selalu mengingatkannya, tetapi tidak pernah dihiraukan malahan justru banyak kepala pemerintah negara-negara lain yang meresponnya secara sangat positif diantaranya adalah mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Muhamad

Tidak ada pemimpin-pemimpin bisnis perusahaan global yang tidak mendiskusikan bagaimana memenangkan persaingan secara berkelanjutan (Competitive Advantage) dengan topik-topik al:

·Bagaimana cara menurunkan biaya produksi dan operasi

·Bagaimana cara membangun perusahaan yang memiliki differensiasi

·Bagaimana membuat produk atau jasa yang unik untuk pasar yang focus.

·Bagaimana mendayagunakan rantai nilai yang efisien, efektif dan produktif.

Materi-materi diskusi tersebut pasti dalam konteks merumuskan dan merencanakan strategi perusahaan dan hal ini berarti pula bahwa semua pemimpin bisnis tsb telah masuk dalam pengaruh konsep pemikiran strateginya Michael Porter.

Saat ini topik-topik di atas, kembali bergema dan didiskusikan dengan tajam di lingkungan “Dream Team”. Ekonomi Amerika yang berjumlah 14 orang yang terdiri dari guru-guru besar dan staff pengajar senior Universitas Harvard dan Massachussetts Institute Technology yang dipimpin Michael Porter.

Ironis memang, karena selama 2-3 dekade ini Amerika selalu didominasi oleh team pemikir dan perancang ekonomi yang berbasis keuangan dan berpusat di Kementerian Keuangan (Treasury) dan hasilnya kita lihat sekarang. Ekonomi Amerika tidak pernah keluar dari krisis sejak tahun 1998 karena mendayagunakan mata uang dollarnya (US$) sebagai senjata pamungkasnya. Daya saing Amerika menjadi berantakan, makin lama makin tidak berdaya terutama dalam menghadapi Cina, karena Cina mendayagunakan produk dan cara berproduksinya yang inovatif sebagai senjata pemukul.

Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awalnya kekuatan ekonomi Amerika sebetulnya terletak pada kemajuan teknologi dan inovasinya, sehingga tidak salah kalau penulis  selalu menyatakan bahwa:

Sebuah Negara seperti Indonesia yang cukup memiliki sumber daya alam dan dengan jumlah penduduk yang hampir mencapai 245 Juta,  hanya satu jalan menuju kemakmuran, yaitu ekonomi berbasis produksi yang harus mengutamakan inovasi dan  teknologi dan harus disertai dengan karakter dan kepribadian tidak ikut-ikutan, untuk itu lihat bangsa Cina.

Tetapi sayangnya apa yang telah dilakukan anak negeri, justru kebalikannya, kita telah menjalankan kehidupan ekonomi kita berbasiskan ilmu keuangan dan administrasi belaka untuk mencapai kemakmuran dengan cara berhutang dan dengan skenario orang lain pula seperti IMF, World Bank dan lembaga  internasional lainnya.

Dalam 20 tahun terakhir ini sering kali kita mendengar kata-kata dari para elit ekonomi anak negeri al : “Indonesia akan menjadi pusat keuangan dunia” , “Anak saya telah  menyelesaikan pendidikan Doctor-nya di bidang keuangan atau di bidang Marketing”.

….”.Makan deh tuh uang…”  kata orang betawi……kalau kita mau introspeksi diri, kita telah terkelabui dan tersilaukan oleh bangsa Amerika,  yang sebetulnya sedang meluncur ke bawah tingkat kehidupan dan perekonomiannya.

Oleh karena itu, sebaiknya kita jangan selalu ingin hidup Instan tanpa mau berproses  atau melihat segala sesuatunya pada segala sesuatu yang sudah jadi saja, itulah salah satu kelemahan mendasar bangsa ini.

So tidaklah salah, kalau penulis dalam 10 tahun ini selalu mengatakan dan menganjurkan  anak negeri untuk kembali kepada paham ekonomi yang berbasiskan  management operasional dan produksi yang mengedepankan inovasi untuk memenangkan persaingan antar bangsa.

Toh… akhirnya bangsa Amerika meminta Prof. Michael Porter guru besar daya saing berbasiskan teknologi, produksi dan inovasi untuk mengembalikan jati diri bangsa Amerika..

Sumber: Majalah FORTUNE edisi 29 oktober 2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun