Sebagian pecinta sepak bola Indonesia menyesali hasil tersebut, namun ada pula yang berusaha menghibur diri dengan mengatakan bahwa kalah adalah hal yang wajar, lagi pula tim tersebut baru berlatih sekitar satu bulan. Silahkan saja kita membangun persepsi tentang peristiwa tadi malam, dalam hal ini saya justeru "mensyukuri" kekalahan tersebut (saya memang berdoa agar indonesia kalah, tapi tidak senaif itu).
Ada beberapa argumen yang coba saya bangun terkait doa saya, pertama; kebijakan PSSIĀ tentang larangan pemain di ISL membela TIMNAS INDONESIA adalah bentuk kejahatan terhadap hak asasi setiap warga negara untuk membela bangsanya, meskipun PSSI mengatakan itu adalah keputusan FIFA dan AFC, namun buktinya Safee Salee pemain TIMNAS Malaysia yang bermain di ISL tetap diperbolehkan membela TIMNAS Malaysia. Kebijakan ini pun cerminan dari politik devide et impera ala Arifin Panigoro dan Djohar Arifin, mereka adalah orang yang palingĀ bertanggung jawab atas kondisi ini!.
Alasan kedua; Tim yang tadi malam tidak mencerminkan semangat persatuan bangsa, kita tentu ingat ketika PSSI era Nurdin Halid melarang pemain yang berlaga di IPL Panigoro untuk membela TIMNAS Indonesia akhirnya mereka pun gagal membuat prestasi. Tapi mari kita lihat TIMNAS INDONESIA U-23 SEA Games kemarin, mereka adalah cermin dari persatuan bangsa Indonesia, sehingga mereka mampu bermain dengan gemilang, meskipun akhirnya mereka gagal memperoleh emas.
Berkaca dari kegagalan semalam, maka saya selaku warga negara Indonesia menuntut agar PSSI mencabut larangan pemain ISL untuk membela TIMNAS INDONESIA, dan PSSI (juga KPSI) harus mencari jalan terbaik bagi masa depan sepak bola Indonesia.