Keluar dari mulut Gua Belanda, saya lanjut berjalan menanjak. Setelah bermenit-menit yang cukup membuat
ngos-ngosan, saya dan kawan saja berhenti sejenak untuk memulihkan nafas dan menyantap kudapan yang kami bawa. Kami menumpang duduk di sebuah warung yang berdiri di pojok persimpangan jalan.
KEMBALI KE ARTIKEL