Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Izinkan Aku Menjadi Sahabatmu

26 Maret 2013   08:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:12 145 0

Seonggok kertas tampak sudah memenuhi kamarnya, bekas makanan sisa menumpuk di samping pintu, pakaiannya tercecer di lantai, tetapi itu semua tidak dihiraukannya. Sungguh bukan tempat yang layak huni untuk seorang wanita. Ani masih menatap layar laptopnya, menempelkan jarinya pada keyboard. Tidak berhenti ia menulis sampai kantung matanya menghitam.

Sudah jam dua pagi, tidak satupun ide yang didapatkan Ani untuk tulisannya. Ia mengacak-acak rambutnya, matanya menyipit karena sudah sangat mengantuk. Ia kesal, bahkan terlalu kesal sehingga ia tidak sadar membanting handphonenya sendiri. Cerry terbangun karena suara bantingan handphone Ani.

“Kak, apaan sih?! Sudah malam, tidur sana.” Cerry marah kepada Ani.

“Tanggung, De. Sebentar lagi ya. Nanti kalau sudah selesai Kakak rapikan kamar deh.” Jawab Ani tanpa melihat ke arah Cerry.

Cerry pun kembali tidur, dengan cepatnya ia memejamkan mata dan meninggalkan Ani dengan kesibukannya.

Matahari sudah berada di tengah saat itu, tetapi Ani masih dengan kesibukan yang sama. Cerry baru kembali dari kampus, melihat Ani yang tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya tadi malam. Ia menggeleng-geleng, dengan langkah cepat ia mengambil laptop Ani. Ani tersentak langsung memandang tajam kepada adiknya itu.

“Kakak bisa nggak sekali-kali berhenti menulis dan membersihkan kamar kost kita? Apa susahnya sih meluangkan waktu untuk menyapu dan menata kamar tiga puluh menit saja?” Pandangan sinis tampak dari wajah Cerry.

“Kok kamu jadi sewot gini sih! Cepat sini, kembalikan laptopku!” Ani tampak naik pitam karena pekerjaannya terganggu.

“Kakak tuh benar-benar sangat menyebalkan! Kapan sih Kakak peduli denganku! Kakak selalu sibuk dengan dengan pacar dan urusannya sendiri. Aku juga adikmu ya!”

“Bagaimana aku peduli? Sedangkan kamu saja nggak pernah mau dipedulikan! Ucapanku juga hanya didengarkan sebelah kuping kan!”

Sudah cukup lama mereka cekcok, saling membantah dan mempertahankan pendapatnya masing-masing. Sampai lautan air mata pun terjadi di kamar kost yang sempit itu. Mereka saling berbalik badan, acuh satu sama lain tanpa berbicara sedikitpun.

Next day, kamar sudah sangat bersih dan mengkilap, semua barang sudah tertata rapi pada tempatnya. Cerry heran melihat kamarnya yang sudah bersih itu, ia menemukan sebuah note dengan tulisan tangan Ani.

Dear, Cerry

Maaf, kemarin aku sedikit emosi. Semua sudah aku rapikan seperti semula. Aku iri kepada teman-temanmu yang selalu kamu ajak curhat. Aku tidak memintamu untuk menghormatiku atau menghargaiku sebagai kakak,tetapi tolong berikan aku kesempatan untuk menjadi kakak yang baik. Izinkan aku menjadi sahabatmu.

***

Almira Fathiah

Surakarta, 26 Maret 2013

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun