Tahun politik Indonesia patut dikatakan mencapai klimaksnya hari ini, 22 Juli 2014. Pasangan pemimpin baru akan ditetapkan untuk memimpin rakyat Indonesia selama 5 tahun. Hal menarik yang patut ditelisik adalah proses pemilihan pemimpin dengan macam polemiknya. Beberapa menggunakan isu etnis, agama, status sosial sampai beberapa cap negatif untuk menggiring masyarakat pada sebuah persepsi layak dan tidaknya pasangan tertentu untuk menduduki posisi RI 1. Sebagian melupakan bahwa realitas Indonesia dahulu dan kini adalah Indonesia multikultur. Pertanyaan besar yang patut dilontarkan pada para politisi Indonesia kini adalah pahamkah mereka akan ide dan fakta bahwa Indonesia ini multikultur? Ataukah para politisi ini hanya memahami bahwa berpolitik hanya sebatas pada aktivitas partai politik dan ragam upaya untuk mempertahankan status individu sebaga anggota dewan perwakilan rakyat?