Engkoh Pendi, demikian saya memanggil pedagang toko kelontong di kompleks perumahan saya. Entah siapa nama sebenarnya, tapi yang jelas dia adalah salah satu dari sekian banyak warga Tionghoa di NKRI yang memang ulet bekerja dan tidak mengenal lelah. Dapat anda sekalian bayangkan, jam kerjanya hampir tidak mengenal waktu. Pagi-pagi ketika saya berangkat kerja melewati depan tokonya, engkoh Pendi sudah melayani pembeli yang kebanyakan ibu-ibu. Ketika lepas maghrib saya pulang kerja pun masih terlihat engkoh Pendi melayani pembeli, terkadang bergantian dengan istrinya. Biasanya jam 9 malam toko itu baru tutup. Anak-anaknya - dua orang - satu sekolah dengan anak saya di SD negeri tak jauh dari kompleks.
KEMBALI KE ARTIKEL