Waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi. Blarak-blarak itu saling terayun ke depan dan ke belakang. Kibasannya menghasilkan percik-percik api yang menghiasi langit malam. Bersama hawa dingin yang menusuk tulang dan malam yang pekat bertabur kabut, wanita-wanita perkasa itu menyusuri jalan dengan membawa gendongan berisi barang dagangan. Sesekali mereka berbagi sapa kepada orang-orang yang mereka temui di jalan. Dan kemudian mereka bergabung membentuk rombongan menuju pasar.
KEMBALI KE ARTIKEL