Dalam sejarah Islam, nama Abu Jahal sangat lah tidak harum. Meski masih terhitung sebagai kerabat Nabi Muhammad SAW, dia termasuk salah seorang tokoh yang sangat menentang dakwah Nabi. Penentangannya bahkan tidak hanya berhenti secara verbal, tetapi sudah menjurus pada tindak kriminal.
Suatu hari Abu Jahal punya niat jahat kepada Nabi. Saat Nabi sedang sujud, seketika muncul Abu Jahal membawa bongkahan batu besar. Dia ingin membunuh Nabi dengan batu itu. Tetapi tiba-tiba dia melemparkan batu yang dibawanya ke arah lain dan kemudian lari terbirit-birit. Saat itu, dia mengaku melihat seekor unta yang sangat besar dan siap menelannya. Saking takutnya, bahkan dia langsung pingsan setiba di rumahnya.
Ia juga orang yang punya inisiatif agar semua orang Quraisy yang tidak setuju dengan dakwah Nabi bersekutu untuk membunuh Nabi. Niat ini pun akhirnya gagal dilaksanakan karena Nabi keburu berangkat hijrah.
Saat Nabi meninggalkan Makkah dan berhijrah ke Madinah ia berpesta pora. Dia sangat gembira karena merasa berhasil mengalahkan orang yang selama ini paling dibencinya. Dalam pandangannya, Muhammad pergi meninggalkan Makkah membawa kekalahan. Dia merasa menang di atas segala-galanya.
Namun demikian, kebencian dan keinginannya untuk membunuh Nabi tidak pernah padam. Rencana tersebut dia yakini akan terwujud saat terjadi perang Badr pada tahun ke-2 hijrah. 1.000 orang pasukan Quraisy dengan persenjataan lengkap siap melumat 314 pasukan muslim dengan persenjataan ala kadarnya.
Yang terjadi di lapangan justru sebaliknya. Tentara Quraisy menderita kalah telak. Jumlah kurban dari pihak muslim hanya 14 orang, sementara di pihak Quraisy 70 orang, salah satunya adalah Abu Jahal sendiri. Dua orang pemuda yang sama sekali tidak punya pengalaman perang berhasil membunuhnya.
***
Di samping masih kerabat, Abu Jahal juga merupakan tetangga Nabi. Rumah Abu Jahal sangat dekat dengan rumah tempat nabi lahir (maulidun nabi) maupun rumah yang didiami setelah beliau berkeluarga. Kalau kita sempat berziarah ke Masjidil Haram di Makkah dan mencari tahu tempat-tempat tersebut, maka banyak orang akan dengan sukarela memberitahu kita.
Rumah tempat kelahiran Nabi sekarang dijadikan sebagai perpustakaan “Maktabah Makkah Al Mukarromah”, sedangkan rumah yang pernah didiami Nabi setelah beliau berumahtangga dengan Khadijah RA berada di dekat pintu Babussalam Masjidil Haram. Rumah tersebut sekarang sudah tidak ada bekasnya sama sekali.
Lalu rumah Abu Jahal ? Rumah Abu Jahal terletak tidak jauh dari kedua rumah tersebut. Persisnya terletak di dekat pintu keluar Marwa, tempat orang mengakhiri ibadah Sa’i. Begitu keluar dari pintu 22, 23, 24 atau 25 di Marwa, kita akan langsung mendapati sebuah bangunan megah tepat berada di luar masjid.
Setiap hari, banyak orang keluar masuk bangunan tersebut. Keperluannya bukan untuk melakukan shalat, thawaf atau sai, tetapi untuk membuang hajat. Rumah Abu Jahal kini memang dijadikan sebagai WC dan toilet umum.
Begitu setidaknya informasi tentang rumah Abu Jahal yang saya terima dari seorang petugas penjaga WC berkebangsaan Bangladesh. Benar atau tidaknya Waallahu a’lam.
Catatan haji lainnya :
1. Bakhutmah, Kawasan Pemondokan Haji di Kota Makkah
2. Di Makkah, Harga Air Kencing Unta Lebih Mahal dari Harga Susu Unta
3. Bagaimana Cara Jamaah Haji Makan Selama di Tanah Suci
4. Beda Perlakuan Terhadap Jamaah Haji dengan Pesawat Garuda & Saudia
5. Naik Haji, Mandiri atau Ikut KBIH