Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Prangko, Identitas Bangsa dan Perdamaian Dunia

26 Maret 2012   22:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:26 426 1

Pada bulan Oktober 2010,Let Jen (Purn) Soeyono, dalam kapasitasnya sebagai ketua PFI (Perkumpulan Filatelis Indonesia), hadir dalam Kongres Filateli sedunia (KongresFederation Internationale de Philatelie) yang ke-72 di Lisabon Portugal.

Pada kesempatan tersebut Pak Soeyono juga sempat singgah di Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Lisabon dan diterima langsung oleh Dubes RI, Albert Matondang.

Saat itu, Dubes RI mengajukan sebuah pertanyaan pendek kepada Pak Soeyono, "Pak apa sih hebatnya prangko, Bapak kok mau-maunya mengurusi benda kecil yang sekarang sudah jarang dipakai itu ?"

Dengan penuh kebanggaan, Pak Soejono menjawab pertanyaan tersebut, "Dik (begitu beliau memanggil Pak Dubes), melalui sekeping prangko tersebut, dunia bisa mengenal Indonesia dengan segala keunikannya.  Lewat prangko ini pula kita bisa menembus seluruh wilayah dunia tanpa ada batas-batas politik, ekonomi, sosial dan budaya."

Pertanyaan serupa saya yakin juga menjadi pertanyaan banyak orang. Apa sih hebatnya prangko, mengapa urusannya sampai dikongreskan ke tingkat dunia ?

Jika dilihat dari segi bendanya, prangko mungkin memang tidak ada nilainya. Tetapi di balik itu, ternyata prangko menyimpan banyak kekuatan terpendam yang nilainya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Untuk dapat menerbitkan prangko, tidak sembarang orang atau badan usaha bisa melakukannya. Yang boleh menerbitkan prangko hanya negara berdaulat yang kemerdekaannya sudah diakui oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), karena itu nama negara penerbit selalu tertulis dalam setiap keping prangko.

Pada jaman perang mempertahankan kemerdekaan dulu, setelah proklamasi 17 Agustus 1945, di Indonesia sempat berlaku dua jenis prangko. Di wilayah yang dikuasai Belanda digunakan prangko Ned-Indie, sedangkan di wilayah yang dikuasasi RI, digunakan prangko Indonesia. Masing-masing pihak ingin menunjukkan eksistensi dirinya melalui prangko.

Dengan prangko ini kita juga bisa mengirim surat kemana saja di seluruh wilayah di dunia ini. Meskipun negara kita tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel, surat yang dikirimkan dengan prangko Indonesia tetap akan diantarkan kepada si penerima disana.

Dalam dunia perposan dikenal istilah single territory, bahwa dalam hubungan pos, seluruh dunia ini merupakan satu wilayah tunggal. Setiap negara wajib mengantarkan kiriman pos yang dikirim ke negaranya.

Keistimewaan lain, prangko dapat menjadi duta bangsa yang bisa digunakan untuk memperkenalkan keunikan dan kekayaan suatu negara. Dengan biaya yang sangat murah, Indonesia bisa memperkenalkan batik, makanan, tarian, kerajinan dan keunikan lain yang kita punya kepada warga di seluruh dunia.

Indonesia 2012

Salah satu oleh-oleh yang dibawa pulang oleh Pak Soeyono dari Kongres Filateli sedunia di Portugal adalah ditunjuknya Indonesia secara aklamasi sebagai tuan rumah pameran filateli tingkat dunia INDONESIA 2012, yang akan diselenggarakan pada 18-24 Juni 2012 di Jakarta Convention Center (JCC).

Pameran ini rencananya akan diikuti oleh para filatelis dari 70 federasi filateli dunia dan diramaikan lebih dari 100 stamp dealer dari dalam maupun luar negeri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun