Gejala penderita penyakit hepatitis B dapat muncul ketika kondisi ini sudah berubah menjadi akut atau sekitar satu hingga empat bulan setelah terinfeksi. Beberapa gejala hepatitis B yang muncul, antara lain mengalami penyakit kuning, urine yang berwarna lebih gelap, merasa sangat lelah, mual, muntah, serta merasa sakit di area abdomen.
Pada 2022, Indonesia dihebohkan dengan banyaknya kasus penyakit hepatitis B akut pada anak. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi, MPHM mengatakan hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak. Penularan hepatitis B dari ibu yang terinfeksi kepada anak merupakan salah satu penyebab tingginya prevalensi hepatitis B di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1% atau setara sekitar 18 juta penduduk Indonesia.
Banyak upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan hepatitis B pada anak, salah satunya yaitu ibu hamil dihimbau segera melakukan tes hepatitis dan melakukan vaksinasi ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan hepatitis B telah dilakukan oleh Kemenkes kepada ibu hamil di 489 kabupaten/kota dengan jumlah ibu hamil yang diperiksa melebihi 3,2 juta orang. Selain itu, Kemenkes juga memberikan obat antivirus tenofovir disoproxil fumarate kepada ibu hamil yang terdiagnosis hepatitis B. Pemberian obat antivirus ini sudah dilakukan sejak 2022, dan saat ini tengah dilakukan di 180 fasilitas kesehatan di 34 kabupaten/kota di 17 provinsi.