Dibalik kesuksesan industri perfilman Korea Selatan, sejak era 1990-an, perusahaan-perusahaan seperti Samsung, Daewoo, dan Hyundai telah menginvestasikan dana besar ke dalam industri perfilman Korea Selatan. Serta Korean Intellectual Property Office (KIPO) dan Korea Fund of Funds telah membentuk landasan yang kokoh bagi perkembangan dan perlindungan kekayaan intelektual di industri perfilman.
Industri perfilman merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang memiliki potensi pertumbuhan pesat. “Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang menjadi harapan baru bagi Indonesia dan sudah terbukti, ini sukses dilakukan oleh Korea,” kata Neil dalam pembukaan Korea Indonesia Film Festival 2023 di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (19/10/2023) malam.
Performa bintang perfilman di Indonesia saat ini tidak kalah hebat jika dibandingkan dengan aktor-aktor dari Korea Selatan. Faktor dukungan baik pemerintah maupun masyarakat menjadi faktor utama dari berhasilnya industri ini. Dukungan pemerintah dapat menjadi kemudahan bagi para investor untuk melakukan perizinan untuk membantu dan membangun fasilitas produksi film. Selain itu kualitas serta bobot dari cerita menjadi penunjang ketertarikan masyarakat untuk mendukung karya-karya tersebut.
"Salah satu pekerjaan rumahnya adalah promosi dan marketing perfilman Indonesia. Aku melihat banyak sekali film-film Indonesia itu yang sebenarnya berpotensi banget, bagus banget. Tapi kenapa sih kita nggak bisa menyamai kayak Korea yang bisa disukai banyak orang,” ungkap Prilly di Jakarta, baru-baru ini.
Indonesia diharapkan dapat berkaca pada industri perfilman korea selatan melihat besarnya potensi indonesia dengan berbagai latar tempat yang memiliki keindahan yang berbeda beda. Film Laskar Pelangi selain menyediakan cerita yang menginspirasi. Latar lokasi syuting seperti SD Muhammadiyah Gantong, tempat syuting adegan anak-anak Laskar Pelangi belajar bersama Ibu Muslimah yang terletak di Bangka Belitung sangat indah untuk dikunjungi.