Gen Z merupakan generasi pertama yang sepenuhnya hidup dalam transisi era digital. Pemahaman intuitif tentang teknologi dan media sosial menjadikan gen Z peka dan mudah beradaptasi terhadap perubahan teknologi. Namun, keistimewaan ini dapat seketika berbalik jika tidak diimbangi dengan sikap awas diri dalam menghadapi situasi bermasyarakat, sebagaimana menurut novelis Fyodor Dostoyevsky. Fyodor Mikhailovich Dostoyevsky, atau biasa dikenal sebagai Dostoyevsky, merupakan seorang sastrawan besar asal Rusia dengan karya sastra yang berpusat pada eksplorasi atas problematika manusia di bawah tekanan situasi politik, sosial, dan spiritual pada abad ke-19. Melalui sarkasme dan ironi, Dostoyevsky menyoroti kompleksitas perilaku manusia dan tantangan moral yang mungkin dihadapi tiap individu dalam bermasyarakat.
Sarkasme moral yang digambarkan oleh Dostoyevsky dapat dilihat sebagai kritik terhadap kondisi sosial yang mengakar pada masanya, namun masih bercabang hingga masa kini. Dostoyevsky menunjukkan bahwa tindakan amoral sering kali muncul dari konteks sosial yang lebih luas, bukan hanya dari individu itu sendiri. Seperti halnya puncak degradasi moral yang terjadi pada Gen Z, hal tersebut salah satunya dapat diindikasikan sebagai respons gen Z terhadap tekanan sosial dan lingkungan digital yang kian kompleks dan dinamis. Tekanan ini dapat mengakibatkan krisis identitas individu, dimana secara tidak langsung mendorong gen Z untuk salah langkah hingga bertindak dengan tendensi amoral.
Sementara banyak klaim terhadap degradasi moral Generasi Z, tetap penting untuk terus mengkritisasi fenomena ini. Penelitian menunjukkan bahwa apa yang dianggap sebagai penurunan moral seringkali merupakan perubahan norma sosial yang sesuai dengan perkembangan zaman. Banyak generasi terdahulu yang cenderung melihat perilaku 'baru' sebagai suatu tanda menuju kemerosotan, padahal bisa jadi itu merupakan bentuk adaptasi terhadap realitas baru. Generasi terdahulu tidak dapat menggeneralisir suatu perbedaan sebagai wujud anomali beretika. Komunikasi dapat dijadikan jalur mediasi terbaik untuk meluruskan dan menyelaraskan sudut pandang berbagai pihak, sedang fenomena degradasi moral yang betul terjadi dapat dijadikan evaluasi bersama dalam meningkatkan pendidikan moral ke depannya.
Gen Z adalah cerminan dari tantangan di era modern, dimana teknologi dan perubahan sosial mempengaruhi telak akan persepsi mereka terhadap moralitas. Meskipun terdapat kekhawatiran tentang degradasi moral, penting untuk melihat fenomena ini secara objektif dengan memahami konteks di baliknya. Melalui sarkasme moral Dostoyevsky, kita dapat belajar bahwa perilaku manusia tidak dapat dipisahkan dari kondisi sosialnya. Dengan pendekatan pendidikan moral yang tepat dan dukungan dari keluarga yang cukup, maka pergeseran moral gen Z dapat segera dibenahi demi masa depan yang lebih baik.