Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Menulislah dan Kamu Pun akan Berbahagia

20 Oktober 2011   10:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:43 30 0
Menulis adalah sebuah tempat pelarian, dimana saya bisa merasakan sebuah kehangatan dalam hati. Saya bebas menjadi apa saja. Saya tidak dibatasi menciptakan siapa saja. Saya Tuhan bagi dunia pribadi yang terlahir dari tarian jemari saya, yang berwenang penuh mengatur dan menentukan jalan hidup tokoh-tokoh yang saya ciptakan. Intinya, menulis adalah memiliki negara sendiri yang bebas dari intervensi.

Namun meskipun demikian, dalam menulis ternyata terdapat aturan-aturan yang tidak tertulis; yaitu bertanggung jawab terhadap apa yang kita tuliskan atas nama kebenaran dan kebaikan untuk sesama. Apa yang menjadi buah pikiran sebaiknya dapat dijadikan bahan pembelajaran dan perbandingan orang lain dengan harapan dapat menghasilkan sebuah pemahaman yang lebih bermanfaat dan bersifat membangun.

Namun hal ini hanyalah sudut pandang general. Saya sendiri adalah penulis yang lebih fokus ke genre Fiksi. Saya menciptakan karya murni dari kombinasi nalar, logika, pemikiran dan terutama imajinasi danĀ  riset sebagai penguat fakta. Saya menciptakan alur cerita yang lebih bersifat menghangatkan, menghibur dan tentunya diharapkan dapat memberikan sudut pandang baru dalam menjalani kehidupan. Itu adalah sebuah pencapaian ultima dalam dunia kepenulisan.

Namun meskipun tulisan saya seandainya masih belum mampu menggugah dan menyentuh hati pembaca saya, itu tandanya saya harus meningkatkan sensitifitas, daya hayal dan juga keluasan pikiran dan meramunya menjadi sebuah karya yang lebih baik dari sebelumnya. Intinya saya tidak akan berhenti menulis hanya karena tidak mendapatkan apresiasi yang diharapkan. Karena inilah hal yang saya cintai, maka saya tidak akan melepaskannya begitu saja.

Entahlah... Bahkan sampai saat ini pun satu sisi dalam diri saya masih mencemooh dan menganggap saya terlalu berani menganggap sebagai penulis. Namun saya yakin dalam diri setiap manusia selalu mempunyai dua sisi: sisi menjatuhkan dan sisi membangun. Saya sama seperti orang lain yang masih selalu meragukan dirinya sendiri.

Namun bedanya, saya menganggap kata-kata negatif sisi lain diri saya sebagai celotehan orang gila yang seharusnya hanya dianggap anjing yang menggonggong. Kafilah teruslah berlalu... Gerakan jemari dan menulislah. Karena suatu saat nanti, saya akan merasa sangat berterimakasih karena lebih mendengarkan sisi saya yang positif dan pada akhirnya mencapai apa yang saya perjuangkan.

(ditulis dalam keadaan buru-buru karena modemnya mau diambil Reni :D

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun