"
Ngab, kopi susu gula aren satu, ya," ujar seorang pria gagah berkain merah keemasan. Tanpa mengenakan baju, semacam kalung besar melingkar di lehernya. Matanya menyorot tajam, garis rahangnya tegas. Yang ditatapnya, seorang lelaki cungkring berkaos hitam buru-buru mengangguk. Matanya tunduk memandang mesin penggiling kopi di hadapannya. Ia jelas tahu siapa pemilik suara berat tadi, karenanya sedikitpun tak berani ia mendongak. Maklum, orang besar!
KEMBALI KE ARTIKEL