Kalau kitaa mau sedikit melihat kebelakang, barangkali kita tidak akan terkejut mendengar komentar- komentar dan pernyataan Rizal Ramli. Kegaglannya semasa menjadi Menteri mungkin saja membuat beliau stres dan malu. Belum lagi ketika dicopot dari Komisaris Utama PT Semen Gresik, beliau lebih kecewa lagi.
Bahkan puncak kekecewaannya kita saksikan ketika Dr Rizal Ramli mencalokkan diri menjadi bakal calon Presiden pada tahun 2009 yang lalu. Namun ternyata gayung tak bersambut, setelah bersusah payah untuk memposisikan diri sebagai bakal calon Presiden. Jangankan berharap dipilih rakyat, untuk ikut menjadi calon saja tidak dilirik oleh Partai Politik.
Berbagai kegagalan inilah yang mungkin telah membuat Dr Rizal Ramli kemudian menjadi sosok yang mengambil posisi sebagai orang yang senantiasa mendiskriditkan pemerintah, tentu dengan analisa- analisa yang seolah-olah berdasarkan fakta-fakta, meski bisa saja itu hanya pepesan kosong belaka.
Marilah kita berdemokrasi dengan dengan benar, santun dan konstitusional. Kita telah memilih Presiden untuk tahun 2009-2014 dengan demokratis. Hormati pilihan arakyat tersebut. Biarkan Presiden bekerja sesuai Mandat yang diberikannya rakyat. Kalau keberatan mendukung, setidaknya jangan menggrogoti. Setelah lima tahun marilah akita lihat apa yang sudah dicapai pemerintah. Kalau kita merasa pemerintah berbuat kurang dari yang diharapkan, silakan pilih pemerintahan yanag baru, silakan pilih Partai yang lain untuk memerintah Indonesia lima tahun berikutnya.
Kapan kita akan berdemokrasi dengan benar kalau pemerintahan yang kita pilih sendiri saja, kita recokin terus menerus ??????