Setidaknya kita akan melintasi 6 daerah kabupaten untuk sampai di Putussibau. Bus mulai bergerak menyusuri jalan meninggalkan Kota Pontianak. Layaknya Ibukota Provinsi, jalanan dinKota Pontianak cukup bagus dan diaspal dengan baik. Setelah 30 menit berlalu, kita memasuki daerah Kabupaten Pontianak, bus mulai memasuki jalan tanah yang belum diaspal di daerah Tayan. Bus kadang terperosok kedalam lumpur tebal atau melesat kekiri kekanan mengikutinalurblicinnya jalan. Dibutuhkan waktu satu setengah jam untuk melewati 30 kilometer jalan berlumpur ini. Mengherankan, pembangunan jalan ini yang sudah berlalngsung lebih dari 10 tahun tak selesai-selesai juga.
Selas Tayan kita Bus menaki jalan di sebahagian Kabupaten Sanggau. Kita akan merasa nyaman ketika telah melewati Tayan, karena samapi dengan Simpang Bodok jalan cukup terpelihara bagus. Memasuki jalan raya Bodok perjuangan sopir bis dimulai. Jalan yang semula beraspal kini telah berubah menjadi lubang-lubang besar, yang memerlukan perhatian penuh dari sopirnaga tidak terjunkal ketika melewati berbagai ranjau lubang besar. Tidak jarang kita harus berhenti berjam-jam manakala ada truck barang yang terperosok atau terkungkal dijalan.
Berjuang menyusuri jalan-jalan yang menghubungkan Bodok di Kabupaten Sanggau sampai melewati Kota Sekadau di Kabupaten Sekadau bukanlah pekerjaan enteng. Diperljkan watu 5 sampai 6 jam untuk melewati daerah tersebut.
Perjalanan sedikit merasa "enak" tatkala bus sudah melewati kota Sekadau menuju Sintang. jalan yang ada relati masih lubang-lubangnya. Kalau tidak diperbaiki da
Am waktu singkat, niscaya jalan ini akan hancur lebih juga seperi jalan di Sanggau - sekadau. Saatnya peperintah memperhatikan perbaikan dan perawana jalan ini supaya masih bisa dilewati.
Selepas beberapamkilo meter dari Kota Sintang, kita akan diharapkan dengan jalan yang berlubang besar, berlumpur dan licin. Bus kaminpun terhenti dan terpaksa beristirahat di tengan jalan menunggu evaluasi truck sawit yang terkungkal. Perjalanan ke Putussibau kalau mengenaskannya, jalan rusak yang harus dilalui sepanjang jalan sungguh membuat lelah, capek badan dan capek hati. Total diperljkan watu 20 jam untuk sampai di Putusibau.
Tidakkan pemerintah merasa kasihan dengan penderitaan masyarakat kalimantan, khusunya Kalbar, yang harus stres beratbuntuk bisa melewati jalan-jalan tersebut. Sungguh berbeda dengan jalan yang ada di sebelah, ditetangga kita di Serawak, jalannya mulus dan lebat.
Tidak kah pemerintah merasa berdosa membiarkan sebagian anak bangsa ini begitu menderita ?